EDUSAHAM.COM
--- Mengunci
kesejahteraan finansial di masa depan dengan investasi adalah pilihan yang
tepat. Nah, mengingat pasar modal
Indonesia sedang berkembang pesat, Anda dapat memilih salah satu instrumen
investasi yang ada di sana, seperti obligasi. Apa itu obligasi? Tenang, kami akan mengulas semua tentang obligasi
secara lengkap, mulai dari pengertian, jenis, contoh, keuntungan dan risiko,
hingga cara beli obligasi. Namun, ada baiknya Anda terlebih dahulu memahami apa
perbedaan instrumen obligasi dengan instrumen investasi lainnya, seperti saham
dan reksa dana.
Perbedaan Obligasi dengan Instrumen
Investasi Lain di Pasar Modal
Memang, obligasi termasuk salah satu instrumen investasi yang ada
di pasar modal Indonesia, selain dari saham dan reksa dana. Jika dibandingkan,
maka perbedaan utama obligasi dengan saham dan reksa dana yaitu obligasi cenderung
memiliki tingkat risiko yang relatif lebih kecil (rate of low risk) dari instrumen saham dan reksa dana.
Dengan demikian, jika Anda termasuk tipe investor yang risk
averse, maka instrumen ini sangat ideal untuk Anda. Apalagi jika Anda
memilih obligasi pemerintah, maka kemungkinan risiko bisa lebih rendah lagi.
Karakteristik obligasi memang seperti itu, risiko relatif rendah dan adanya
kepastian terhadap rate of return.
Pengertian Obligasi; Apa Itu Obligasi?
Dalam konteks keuangan dan istilah di pasar modal, obligasi adalah
suatu bukti berupa surat pernyataan utang yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi (pihak yang berutang) kepada pemegang obligasi (pihak yang memberi
utang). Biasanya, di dalam pernyataan tersebut berisi nominal kupon (bunga)
beserta jatuh tempo pembayaran. Di Indonesia, tenor atau jangka waktu obligasi
umumnya 1 tahun s.d. 10 tahun.
Penerbitan obligasi sangat penting bagi pihak penerbit karena itu bisa menjadi sumber pendanaan untuk
kegiatan bisnis pihak penerbit. Meskipun begitu, proses pembelian obligasi
berbeda dengan pembelian saham. Jika membeli saham, Anda dapat membeli melalui
di bursa saham, sedangkan obligasi tidak, Anda mesti mencari pihak penerbit
yang menerbitkan obligasi. Siapa contoh penerbit obligasi dan apa contoh obligasi yang diterbitkan?
Contoh Penerbit Obligasi
![]() |
www.kemenkeu.go.id/ori |
Umumnya, penerbit obligasi adalah perusahaan-perusahaan. Namun,
pemerintah juga bisa menjadi penerbit obligasi. Apa contoh obligasi yang
diterbitkan pemerintah? Misalnya, Obligasi
Negara Ritel/Obligasi Ritel Indonesia atau itu juga disingkat ORI. Biasanya, untuk mendapatkan obligasi
pemerintah, Anda mesti membeli melalui agen penjual yang ditunjuk pemerintah,
seperti perusahaan sekuritas.
Jenis-Jenis Obligasi
Sebenarnya, obligasi memiliki berbagai jenis dan varian. Namun,
ada tiga (3) jenis obligasi jika dilihat dari sisi penerbit obligasi, yaitu Corporate Bonds, Government Bonds, dan Municipal
Bonds. Berikut penjabarannya.
1. Corporate
Bonds
Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan swasta
maupun perusahaan pemerintah (BUMN).
2. Gorvenment
Bonds
Obligasi ini diterbitkan oleh Pemerintah. Nah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obligasi pemerintah,
seperti ORI, bisa diperoleh melalui agen penjual. ORI pertama kali diterbitkan
pada tahun 2006.
3. Municipal
Bonds
Nah, inilah
jenis obligasi lainnya, yaitu municipal
bonds. Obligasi ini juga diterbitkan oleh Pemerintah, namun lebih khusus ke
Pemerintah Daerah. Biasanya, penerbitan obligasi oleh Pemerintah Daerah
berorientasi pada kepentingan publik.
Jenis Obligasi Lainnya:
Ada beberapa jenis obligasi lain jika dilihat dalam beberapa aspek
atau konteks, yaitu sebagai berikut:
- Obligasi
Tanpa Bunga
- Obligasi
Suku Bunga Tetap
- Obligasi
Suku Bunga Mengembang (Floating Rate
Note)
- Obligasi
Inflasi
- Obligasi
Subordinasi
- Obligasi
Indeks Berbasis Ekuiti
- Obligasi
Tercatat
- Obligasi
Abadi
- Obligasi
Atas Unjuk
- Obligasi
dengan Imbal Hasil Tinggi (Junk Bond)
Kelebihan atau Manfaat Memilih Obligasi
sebagai Instrumen Investasi
Ada beberapa keunggulan atau manfaat jika Anda memilih obligasi
sebagai instrumen investasi, yaitu sebagai berikut:
- Keuntungan
berupa kupon (bunga), yang terdiri dari tiga jenis: kupon tetap dan kupon
mengambang. Jika Anda
ingin mendapatkan return (yield) yang besar, maka Anda dapat memilih
obligasi dengan jangka waktu (tenor) yang lebih panjang.
- Keuntungan
dalam bentuk persentase yang dihasilkan dari selisih harga obligasi.
Misalnya, Anda membeli obligasi dengan harga awal 100% atau disebut juga
dengan pari. Nah, ketika Anda ingin menjual, ternyata harganya naik
menjadi 110%. Dengan demikian, maka Anda akan mendapatkan keuntungan
berupa capital gain dengan jumlah 10%.
- Kupon
(bunga) yang ditawarkan biasanya lebih tinggi dari bunga deposito.
- Kepemilikan
obligasi tersebut bisa Anda gunakan sebagai agunan atau jaminan.
- Mudah
diperdagangkan di pasar sekunder.
Kekurangan Memilih Obligasi sebagai
Instrumen Investasi
Selain memiliki kelebihan, obligasi juga memiliki kelemahan.
Memang, setiap instrumen investasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu hal yang lumrah. Nah, apa kekurangan investasi di instrumen obligasi? Berikut penjelasannya.
- Risiko
gagal bayar; penerbit obligasi tidak mampu membayar kewajibannya. Namun,
risiko ini sangat kecil kemungkinan terjadi pada jenis obligasi negara.
- Risiko
pasar; terjadinya goncangan ekonomi, politik, atau suku bunga sehingga itu
berdampak pada kondisi pasar keuangan.
- Jika menjual obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo, maka Anda akan mengalami kerugian sebab pasti harga jual obligasi lebih rendah dari harga beli.
Nah, itulah
penjelasan lengkap mengenai apa itu obligasi: mulai dari pengertian, contoh,
jenis, hingga kelebihan dan kekurangan obligasi. Bagi Anda yang sangat serius
ingin berinvestasi di instrumen ini, tapi belum tahu bagaimana prosedur dan cara beli obligasi, selengkapnya dapat
Anda baca di sini: Prosedur dan Cara Beli Obligasi secara Mudah, Tanpa Ribet! Semoga informasi ini ada
manfaatnya, ya... Jangan lupa terus ikuti artikel menarik dari kami. Salam
sukses!
Belum ada tanggapan untuk "Lengkap! Apa Itu Obligasi: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Beli"
Post a Comment