Jika bicara mengenai proyek mata uang kripto atau cryptocurrency terbaik dan memiliki prospek jangka panjang yang cerah, maka Ethereum pantas untuk masuk ke dalam daftarnya. Ethereum dengan Ether sebagai token aslinya ini, bisa digunakan untuk banyak kepentingan, mulai dari sebagai moving currency, NFT, menjalankan smart contract, hingga aplikasi terdesentralisasi (DApps).
Blockchain Ethereum yang open source ini sendiri saat ini merupakan blockchain yang paling banyak digunakan oleh proyek mata uang kripto lainnya. Bagi Anda yang penasaran dengan proyek mata uang kripto satu ini, sekaligus tertarik untuk menjadikannya sebagai aset jangka panjang, yuk simak review Ethereum (ETH) 2022 berikut ini.
Contents
- 1 Apa Itu Ethereum (ETH)?
- 2 Internet Baru untuk Dunia Baru
- 3 Cara Kerja Ethereum
- 4 Membangun Masa Depan dengan Blocks dan Chains
- 5 Apa Itu Smart Contract?
- 6 Sejarah Ethereum
- 7 Kelebihan dan Keunikan Ethereum
- 8 Value dari Ethereum
- 9 Data Teknis Ethereum
- 10 Sistem Pengamanan Jaringan Ethereum
- 11 Kasus Penggunaan Ethereum
- 12 Cara Beli ETH
- 13 Simpulan
Apa Itu Ethereum (ETH)?
Ethereum merupakan blockchain terdesentralisasi yang dijalankan berbasiskan smart contract. Pertama kalinya istilah Ethereum muncul dalam rilis whitepaper pada tahun 2013 oleh Vitalik Buterin. Ethereum memang dirancang untuk menjalankan kode di seluruh platform komputasi terdesentralisasi, menjadikan Ether, token aslinya, seperti Bitcoin yang mampu mentransfer nilai.
Ether beroperasi secara terdistribusi, sehingga aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang dijalankan tidak akan memiliki risiko gangguan dari orang-orang. Ether ditambahkan ke dalam blockchain Ethereum dan dapat dirancang agar kodenya bersifat permanen, alias tak bisa diubah. Manfaat utama Ether ini adalah transparansinya, di mana blockchain dapat dilihat publik dan mudah dijelajahi.
Internet Baru untuk Dunia Baru
Kehadiran Ethereum bisa dibilang merupakan sebuah terobosan baru dalam berinternet. Internet baru uang bertenagakan Ethereum, mendukung keuangan terdesentralisasi dan mata uang digital menjadi lebih dikenal di seluruh dunia. Blockchain Ethereum juga merupakan sarana bagi para developer atau pengembang untuk menciptakan suatu hal yang bernilai di dunia nyata.
Cara Kerja Ethereum
Ethereum pada dasarnya memiliki sistem kerja layaknya mesin di sebuah negara besar, di mana sifatnya terdesentralisasi. Pengguna bisa mendapatkan snapshot dari setiap alamat akun di blockchain Ethereum, lalu menentukan statusnya pada saat itu juga. Terjadinya tindakan di seluruh blockchain akan menyebabkan statusnya berubah, ditandai dengan perbaharuan snapshot oleh node.
Jutaan transaksi yang dilakukan di jaringan blockchain Ethereum, akan menghasilkan blok-blok baru. Nantinya, blok lama dengan blok baru akan saling berhubungan, di mana kondisi inilah yang disebut dengan blockchain. Semakin banyak transaksi yang dilakukan, maka akan makin banyak pula blok baru yang terbentuk.
Membangun Masa Depan dengan Blocks dan Chains
Penambangan atau mining merupakan istilah yang lekat dengan jaringan blockchain. Penambangan merujuk pada pembaharuan status sebuah platform dan melakukan pengumpulan transaksi yang dilakukan jaringan blockchain tersebut. Blok Ethereum sendiri ditambang dengan menggunakan algoritma proof-of-work (PoW) layaknya Bitcoin.
Pada saat ini sendiri mekanisme Ethereum sedang bermigrasi ke Ethereum 2.0 (ETH 2.0), di mana dari algoritma PoW yang semula dipakai, akan beralih ke algoritma proof-of stake (PoS). Berjalannya smart contract di Ethereum ini dipicu oleh transaksi yang dilakukan. Smart contract bisa dengan mudah dipahami, karena adanya Ethereum Virtual Machine (EVM) yang menerjemahkannya.
Apa Itu Smart Contract?
Pada dasarnya smart contract merupakan sebuah kode. Adanya kode ini memungkinkan munculnya reaksi atas sebuah pemicu atau kondisi yang dilakukan. Pada tahun 1990-an, seorang ilmuwan komputer tersohor, Nick Szabo, menggambarkan smart contract layaknya cara kerja mesin penjual otomatis, yang mengeluarkan benda yang dipilih pembeli saat memasukkan koin.
Melihat dari analoginya tersebut, maka bisa disimpulkan pada saat pengguna mengirimkan sejumlah Ether ke kontrak, maka developer akan menentukan tindakan yang akan diambil. Developer akan membuat kode kontrak untuk dipahami oleh EVM, yang kemudian menyampaikannya ke komputer yang mengoperasikan node pada platform.
Sejarah Ethereum
Ethereum merupakan proyek blockchain yang didirikan oleh 8 orang developer dari seluruh dunia. Adapun 2 pengembang utamanya adalah Vitalik Buterin dan Gavin Wood, sedangkan 6 lainnya merupakan co-founder Ethereum, yakni Mihai Alisie, Amir Chetrit, Anthony Di Iorio, Charles Hoskinson, Joseph Lubin, dan Jeffrey Wilcke.
Pertemuan pertama kali pada developer Ethereum ini terjadi pada tanggal 7 Juni 2014 di Zug, Swiss. Masing-masing developer ini tentu memiliki perannya tersendiri dalam pengembangan Ethereum. Seperti Vitalik Buterin yang menulis whitepaper asli Ethereum di tahun 2013, hingga Gavin Wood yang membuat kode iterasi pertama Ethereum dalam bahasa pemrograman C++.
Kelebihan dan Keunikan Ethereum
Tak bisa dipungkiri kalau dalam pengembangannya, Ethereum meminjam beberapa konsep yang dibuat oleh Bitcoin. Namun, bukan berarti Ethereum merupakan jiplakan dari Bitcoin. Ethereum hadir sebagai platform smart pintar berbasiskan open source blockchain, dengan kemampuan jaringan yang berfungsi sebagai internet baru yang terdesentralisasi.
Adapun inovasi utama yang dihadirkan oleh Ethereum adalah kemampuan untuk mengeksekusi smart contract menggunakan blockchain, di mana hal tersebut memperkuat manfaat yang ada pada teknologi smart contract. Keberadaan Ether diyakini dapat membuat aplikasi apa pun jadi lebih kuat, tahan sensor, serta terjamin keamanannya.
Value dari Ethereum
Value yang dimiliki oleh Ethereum berasal dari kapasitas teknis dan utilitasnya, berbeda dengan Bitcoin yang mana nilainya tergantung pada pasokannya yang terbatas. Nilai Ethereum juga berasal dari kemampuannya untuk bertindak sebagai platform untuk berbagai proyek dan aplikasi terdesentralisasi.
Data Teknis Ethereum
Pasokan awal Ethereum adalah sebanyak 72 juta ETH. Lebih dari 50 juta ETH telah didistribusikan saat Initial Coin Offering (ICO), yang mana pada saat itu orang yang berpartisipasi membeli ETH, akan memperoleh imbalan berupa BTC atau mata uang fiat seperti USD. Hingga awal Januari 2022 kemarin, diperkirakan ada sekitar 119 juta ETH yang telah beredar.
Ethereum mendukung sistem penambangan atau mining. ETH yang ditambang akan didistribusikan pada para enambang yang menggerakkan semuanya, kecuali biaya gas, dengan besaran imbal mengikuti skala deflasi seiring berjalannya waktu. Hadiah aslinya sendiri di tahun 2015 adalah sebanyak 5 ETH per blok, yang kemudian makin turun seiring berjalannya waktu. Waktu untuk menambang blok Ethereum sendiri adalah sekitar 13 hingga 15 detik.
Berbeda dengan Bitcoin yang jumlahnya terbatas, ETH tidak memiliki batasan terkait dengan total pasokannya, sehingga jumlahnya akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Kemampuan untuk menyesuaikan tingkat penerbitan ETH melalui konsensus, memungkinkan pasar Ethereum menjaga keamanannya tanpa harus membatasi pasokan.
Harga ETH sendiri mencapai level tertinggi sepanjang masa pada bulan November tahun 2021 lalu. Pada saat itu, ETH mencapai harga $4.868 untuk setiap koinnya. Terjadinya lonjakan harga ETH pada saat itu disebut karena pertumbuhan sektor DeFi. Saat ini, Ethereum berada di peringkat ke-2, di bawah Bitcoin, terkait dengan nilai kapitalisasi pasar yang totalnya mencapai $448 miliar.
Sistem Pengamanan Jaringan Ethereum
Ethereum saat ini masih menggunakan algoritma PoW untuk mengamankan jaringannya. Namun, tampaknya PoW dalam waktu dekat akan diganti dengan algoritma PoS, mengingat akan adanya migrasi dari Ethereum ke Ethereum 2.0. Pembaharuan ini sendiri dilakukan secara bertahap, mulai dari Desember 2020.
Kasus Penggunaan Ethereum
Pemanfaatan Ethereum terbilang beragam. Ethereum menyediakan sejumlah besar utilitas untuk sektor kripto, hanya dengan menawarkan blockchain sebagai platform untuk membangun proyek lain. Sayangnya, Ethereum jarang digunakan sebagai alat pembayaran karena biaya transaksi yang tinggi dan lambatnya pemrosesan transaksi.
Cara Beli ETH
Apakah Anda tertarik untuk mulai investasi dalam bentuk koin ETH? Simak berikut ini cara beli ETH untuk pemula:
1. Pilih Broker Crypto Terbaik
Broker crypto adalah perusahaan crypto exchanges atau pertukaran mata uang kripto, sekaligus broker multiaset. Adapun perbedaannya terletak pada aset yang diperdagangkan. Jika broker multiaset memfasilitasi perdagangan berbagai aset, termasuk saham dan lainnya, crypto exchanges hanya memfasilitasi perdagangan mata uang kripto saja.
Ada beberapa crypto exchanges terpopuler di dunia dan bisa jadi pilihan Anda seperti Binance, Coinbase, Huobi, Kraken, FTX, KuCoin, dan lainnya. Sedangkan di tanah air sendiri, ada sebanyak 18 platform crypto exchanges yang telah terdaftar secara legal dan resmi di Bappebti, seperti Indodax, Zipmex, Rekeningku, Luno, Pintu, Tokocrypto, Nanovest, dan lainnya.
Sedangkan perihal broker multiaset, ada beberapa contoh broker multiaset terbaik seperti Capital.com dan eToro. Tak hanya sudah teregulasi secara internasional, platform perdagangan berbagai jenis aset satu ini juga memberikan kemudahan akses bagi investor di Indonesia, misalnya seperti minimal deposit yang terjangkau, menyediakan pembayaran online banking, dan lainnya.
Platform perdagangan ini juga bisa memfasilitasi Anda yang ingin melakukan investasi saham di luar negeri seperti Apple (APPL), Meta (FB), Amazon (AMZN), Tesla (TSLA), dan lainnya, selain untuk berinvestasi dalam bentuk aset mata uang kripto. Jadi, cakupan atau fungsinya bisa dibilang jauh lebih luas.
2. Lakukan Pendaftaran untuk Buat Akun
Tahap berikutnya dari proses investasi mata uang kripto berupa ETH adalah mendaftar di exchange atau broker crypto terbaik dan tepercaya yang Anda pilih. Pada ulasan mengenai cara pembuatan akun di broker crypto kali ini, platform perdagangan yang dipilih adalah Capital.com. Berikut ringkasan mengenai perusahaan multiaset tersebut.
- Jenis : Broker multiaset dan CFD
- Didirikan: Tahun 2016
- Instrumen aset: Mata uang kripto, saham, forex, indeks, komoditas, dan CFDs
- Regulasi: Australian Securities dan Investments Commission (Australia), Financial Conduct Authority (United Kingdom), National Bank of the Republic of Belarus (Belarusia), dan Cyprus Securities dan Exchange Commission (Siprus)
- Minimal deposit: $20 atau sekitar Rp300-ribuan
- Jumlah pengguna terdaftar: Terdapat jutaan trader dan investor dari berbagai negara di dunia
- Akses platform: bisa diakses melalui website dan aplikasi mobile dengan sistem operasi iOS dan Android
- Penghargaan: Most Innovative Tech 2021 (by Tradingview) dan penghargaan lainnya.
Alasan pemilihan broker Capital.com ini sendiri yaitu karena selain bisa melayani investasi di instrumen aset berupa mata uang kripto, namun juga memungkinkan pengguna untuk membeli saham top dunia misalnya seperti Apple, Tesla, dan lainnya. Nah, simak berikut cara buat akun atau mendaftar secara online di platform Capital.com tersebut.
- Aktifkan VPN; atau lebih dianjurkan melakukan pengaturan DNS Cloudflare, langkah-langkahnya seperti ini: silakan masuk ke control panel, lalu pilih view network status and tasks, kemudian klik connections (koneksi internet Anda). Lalu, pilih properties, lanjut memilih internet protocol version 4 (TCP/IPv4), lalu pilih properties kembali, kemudian klik use the following DNS server addresses, setelah itu, lihat di bagian preferred DNS server, pada kolom yang tersedia, silakan isi dengan 1.1.1.1, lalu klik OK.
- Kunjungi situs web Capital. Klik di Sini
- Masukkan alamat email aktif dan kata sandi (password). Klik Daftar.
- Silakan lakukan verifikasi email, periksa di kotak masuk (inbox) email Anda.
- Setelah itu, silakan siapkan dan upload dokumen identitas: KTP dan foto selfie.
3. Lakukan deposit dana
Setelah berhasil mendaftar dan memiliki akun, langkah berikutnya sebelum Anda bisa memulai investasi ETH di Capital.com adalah dengan melakukan deposit, berikut caranya:
- Login ke akun di Capital.com.
- Klik menu Setoran, atau bisa juga pilih “setorkan dana ke akun”.
- Agar proses penyetoran jadi lebih mudah dan cepat, pilih metode pembayaran via online banking.
- Isi jumlah deposit. Deposit minimal adalah senilai $20. Kemudian, klik “lanjutkan”.
- Pada halaman Global Payment Solution, klik bank transfer (virtual account), lalu pilih bank CIMB Niaga, kemudian klik proceed.
- Pada halaman IDR Deposit Virtual Account, Anda dapat melihat informasi lengkap seperti nomor referensi, nomor rekening, akun bank CIMB Niaga, dan nominal uang deposit dalam rupiah.
- Anda dapat melakukan penyetoran deposit via bank BCA, Gopay, atau OVO.
- Setelah melakukan transfer, konfirmasi pembayaran dengan klik “Saya Sudah Bayar.” Uang deposit pada umumnya masuk ke akun maksimal dalam kurun waktu lima menit.
4. Lakukan transaksi
Ini merupakan langkah terakhir dari proses dan cara investasi kripto berupa ETH, yaitu melakukan transaksi pembelian ETH (buy). Berikut cara beli ETH di Capital.com:
- Login ke akun.
- Pilih menu perdagangan.
- Anda bisa menemukan aset kripto terbaik yang akan dibeli pada menu pencarian, untuk kesempatan ini pilih Ethereum.
- Setelah muncul crypto coin untuk pasangan Ethereum/USD, lalu klik tombol beli. Anda juga bisa klik Sell untuk bertaruh pada penurunan harga (artinya Anda berharap harga Ethereum/USD turun, di sanalah kemudian Anda menghasilkan profit, istilah ini juga disebut short).
- Silakan isi berapa jumlah koin ETH yang dibeli.
- Terakhir, konfirmasi dengan klik Beli.
Simpulan
Ethereum merupakan proyek revolusioner di sektor cryptocurrency. Ethereum kerap menjadi rumah bagi banyak proyek di sektor ini, dikarenakan keunggulan utilitas yang ditawarkannya melalui teknologi blockchain yang dimilikinya. Meskipun jarang digunakan sebagai alat pembayaran, Ethereum layak dipilih menjadi aset jangka panjang karena nilainya yang terus menanjak.