EDUSAHAM.COM — Pasar modal Indonesia memiliki berbagai jenis instrumen investasi yang menarik. Selain saham dan obligasi, pasar modal juga memiliki produk reksa dana. Apa itu reksa dana? Singkatnya, reksa dana adalah wadah investasi di mana sejumlah modal dihimpun dalam satu bucket. Kemudian, modal tersebut dikelola dan diinvestasikan oleh manajer investasi ke berbagai instrumen efek.
Kamu bisa kok memilih reksa dana berbagai bank. Mau reksa dana BCA? Bisa. Mau reksa dana Mandiri? Juga bisa. Nah, penasarankan dengan produk reksa dana? Untuk lebih lengkap membahas produk reksa dana, berikut tim edusaham sajikan materi reksa dana. Mulai dari pengertian reksa dana, jenis produk reksa dana, hingga keuntungan dan risiko yang terkandung di dalamnya.
Contents
Apa Itu Reksa Dana?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Reksa dana adalah salah satu produk pasar modal. Reksa dana dijadikan sebagai wadah berkumpulnya modal yang kemudian dikelola oleh manajer investasi. Bagaimana cara manajer investasi mengelola dana tersebut? Tergantung jenis reksa dana seperti apa yang dipilih oleh investor. Jenis-jenis reksa dana akan dibahas di bab selanjutnya. Pada intinya, reksa dana merupakan instrumen yang mana kamu (pemodal) hanya butuh menyediakan dana. Selebihnya, manajer investasi yang akan mengelola dana kamu dengan membentuk portofolio tertentu.
Dengan kata lain, kamu gak perlu repot untuk belajar investasi reksa dana secara dalam. Ya, kamu cukup belajar dasar-dasar reksa dana saja. Tujuannya, agar kamu tetap bisa mengontrol perkembangan investasi kamu. Bagi karyawan yang memiliki kesibukan tersendiri, investasi reksa dana lebih cocok dibanding saham. Tidak hanya karyawan. Siapa pun yang tidak menyukai risiko investasi cenderung tinggi, reksa dana pantas menjadi pilihan. Khususnya memilih reksa dana pendapatan tetap.
Jenis Produk Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah investasi yang menawarkan banyak pilihan jenis produk. Apa saja? Berikut telah tim edusaham sediakan empat (4) jenis produk reksa dana yang paling umum.
#1. Reksa Dana Pasar Uang
Inilah jenis produk reksa dana yang pertama, yaitu reksa dana pasar uang. Pengertian reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang mana sebagian besar penggunaan modal (> 80%) diivestasikan ke dalam produk pasar uang. Biasanya, produk investasi pasar uang bersifat jangka pendek (jatuh tempo < 1 tahun). Apa saja contoh produk pasar uang? Misalnya, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, dan deposito. Semua efek utang tersebut biasanya memiliki tenor di bawah satu tahun. Reksa dana pasar uang sangat cocok untuk tipe investor risk-averse.
#2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Apa sih reksa dana pendapatan tetap itu? Sederhananya begini, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang mana penggunaan modal minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) diinvestasikan ke dalam efek utang. Maksud waktu jangka menengah mengarah pada investasi teno 1 s.d. 3 tahun. Nah, reksa dana pendapatan tetap bisa dipilih oleh investor yang memiliki profil risiko konservatif.
#3. Reksa Dana Campuran
Inilah jenis reksa dana selanjutnya, yaitu reksa dana campuran. Apa itu? Reksa dana campuran adalah reksa dana yang mana penggunaan dana diinvestasikan pada beberapa jenis efek sekaligus. Sebagai contoh, dana diinvestasi ke instrumen utang dan ekuitas sekaligus dengan porsi tertentu. Nah, reksa dana campuran cocok untuk investor yang siap menerima risiko tetapi tidak mau risiko tingkat tinggi. Investor seperti ini disebut juga investor yang memiliki profil risiko moderat.
#4. Reksa Dana Saham
Mungkin kamu gak asing lagi ya mendengar saham. Ya, reksa dana saham adalah reksa dana yang penggunaan modal/dana minimal 80% diinvestasikan ke dalam efek ekuitas (saham). Inilah jenis reksa dana yang paling high risk, tapi juga high return. Nah, jika kamu tipe investor risk seeker, kamu bisa memilih produk reksa dana saham. Secara umum, reksa dana ini akan diinvestasikan dalam jangka watu kurang dari 5 tahun.
Keuntungan Investasi pada Produk Reksa Dana
Reksa dana adalah produk investasi yang memiliki banyak keunggulan. Jika kamu memilih instrumen investasi ini, maka itu pilihan yang tepat. Apa aja sih keunggulan dari reksa dana. Berikut ada delapan (8) keuntungan dan keunggulan dengan berinvestasi pada reksa dana.
#1. Dana Dikelola secara Profesional
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dana yang dihimpun dari pemodal akan dikelola oleh manajer investasi. Nah, manajer investasi merupakan pihak yang profesional dalam mengelola portofolio. Yang pasti, mereka memiliki sertifikasi keahlian. Jadi, kamu nggak perlu khawatir jika dana kamu digunakan untuk hal-hal yang aneh.
#2. Likuiditas Tinggi
Secara umum, reksa dana adalah produk investasi yang likuid. Inilah salah satu alasan kenapa instrumen ini disukai pemodal. Arti likuid di sini yaitu setiap pemodal (investor) memiliki keudahan dalam melakukan transaksi efek (beli, jual, dan pengalihan unit penyertaan/UP). Kamu juga bisa loh mencarikan dana yang kamu punya, maksimal tujuh hari kerja (bursa).
#3. Transparan
Ya, reksa dana termasuk instrumen investasi yang transparan. Dalam artian, setiap pemegang unit penyertaan (UP) memiliki kebebasan dalam memantau portofolio yang dimiliki. Misalnya, kamu bisa melihat bagaimana komposisi aset yang kamu miliki. Kemudian, apa saja biaya-biaya yang muncul. Informasi itu semua bisa kamu dapatkan dengan mudah. Biasanya, manajer investasi akan mengumumkan nilai aktiva bersih (NAB) kamu setiap hari. Baik melalui surat kabar, laporan keuangan, mapun prospektus.
#4. Adanya Diversifikasi
Ya, manajer investasi secara umum akan membentuk portofolio dengan melakukan diversifikasi. Sesuai dengan jenis reksa dana yang dipilih oleh investor. Dengan adanya diversifikasi, tentu saja itu akan meminimalkan risiko investasi. “Jangan menaruh telur dalam satu keranjang”. Inilah prinsip diversifikasi. Artinya, jika keranjang yang berisi semua telur tersebut jatuh, maka semua telur akan pecah. Inilah pentingnya melakukan diversifikasi.
#5. Nilai Investasi Dapat Bertumbuh
Pada dasarnya, tujuan investasi adalah mendapat keuntungan. Nah, reksa dana adalah wadah yang tepat untuk memperoleh keuntungan. Dengan pengelolaan yang profesional dan adanya diversifikasi produk, maka aset yang dikelola berpotensi tumbuh. Bahkan, tak jarang bisa melebihi target, khususnya untuk produk reksa dana yang high risk.
#6. Bebas Pajak
Apa benar reksa dana bebas dari pajak? Nah, perlu kamu ketahui bahwa hasil dari penjualan unit penyertaan/UP (keuntungan yang diperoleh) dari investasi reksa dana, itu tidak termasuk objek pajak. Dengan demikian, setiap keuntungan yang kamu dapatkan dari penjualan unit penyertaan akan bernilai bersih. Tak harus dipotong biaya pajak. Meskipun nilai pajak bisa dikatakan “reatif kecil”, tetap aja lumayan kan uangnya?
#7. Tidak Butuh Modal Besar
Ketika kamu memilih reksa dana sebagai wadah investasi, maka kamu tidak perlu menyiapkan modal besar. Ya, reksa dana memungkinkan siapa pun untuk bisa berinvestasi dengan modal awal yang relatif kecil. Jadi, bagi pemula yang ingin investasi, kamu bisa melirik reksa dana sebagai pilihan investasi. Ya, daripada aset kamu hanya disimpan di dalam rekening tabungan, lebih baik dibikin produktif dengan reksa dana.
Risiko Investasi pada Produk Reksa Dana
Satu hal yang perlu kamu catat ya, tidak ada investasi tanpa risiko. Jadi, tentu saja reksa dana memiliki beberapa risiko. Nah, berikut ada empat (4) risiko yang terkandung dalam reksa dana.
#1. Risiko Pasar
Dalam dunia investasi, risiko pasar adalah risiko yang pasti akan dihadapi, termasuk reksa dana. Risiko pasar tidak dapat dikendalikan, tapi bisa diminimalkan. Apa sih contoh risiko pasar. Misalnya, perekonomian bangsa sedang lesu, tingkat inflasi tinggi, situasi politik tidak kondusif, dan sebagainya. Risiko ini disebut juga systematic risk. Jika risiko ini terjadi, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana kamu bisa saja menurun.
#2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas di dalam reksa dana adalah risiko ketika hasil unit penyertaan (UP) tidak terbayarkan oleh manajer investasi. Kok bisa terjadi? Ya bisa saja. Apalagi jika dana/modal diinvestasi ke produk reksa dana yang tidak likuid (butuh waktu lama untuk mencairkan). Selain itu, risiko ini bisa muncul di luar kendali/kekuasaan (force majeure). Misalnya, para pemilik UP secara serentak menjual kembali UP tersebut kepada manajer investasi. Ini bisa membuat manajer investasi kewalahan karena tidak mampu menyediakan cash dalam waktu dekat.
#3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini terjadi ketika pihak-pihak tertentu tidak dapat memenuhi kewajiban yang sudah disepakti di dalam kontrak. Inilah yang dapat menimbulkan wanprestasi. Kamu tidak perlu khawatir. Risiko ini bisa kamu atasi dengan memiliki manajer investasi terbaik, yang sudah teruji kemampuannya. Oleh karena itu, kamu tidak boleh asal memilih manajer investasi.
#4. Risiko Default
Apa itu risiko default dalam reksa dana? Risiko default adalah suatu risiko yang terjadi ketika dana yang dikelola diinvestasikan ke dalam perusahaan yang tidak sehat secara keuangan. Sekali lagi, inilah pentingnya kamu memilih manajer investasi yang cakap. Sebagai contoh, manajer investasi membeli obligasi perusahaan. Ternyata, perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya. Dengan demikian, maka terjadi gagal bayar (default).
Cara Kerja Reksa Dana
Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana sih proses dan cara kerja reksa dana? Perlu diingat sekali lagi, reksa dana adalah wadah berkumpulnya modal yang kemudian dikelola dan diinvestasikan oleh manajer investasi. Jadi, proses kerja reksa dana berawal dari pengumpulan modal dari para pemilik modal. Kemudian, dana tersebut diterima oleh manajer investasi yang selanjutnya dikelola dan diinvestasikan. Diinvestasikan ke mana? Tergantung jenis reksa dana yang kamu pilih. Nantinya, dana yang dihimpun tersebut akan disimpan di Bank Kustodian.
Simpulan
Sebelumnya sudah dijelaskan tentang pengertian reksa dana, jenis produk, hingga keuntungan dan risiko reksa dana. Nah, dari materi di atas, apa yang dapat disimpulkan? Berikut tim edusaham rangkum semua penjelasan di atas. Pertama, reksa dana adalah tempat berkumpulnya dana milik pemodal. Kedua, dana yang terhimpun dikelola dan diinvestasikan oleh manajer investasi. Ketiga, manajer investasi menginvestastikan dana tersebut ke berbagai instumen investasi (tergantung jenis produk reksa dana).
Keempat, investor bisa memilih jenis produk reksa dana sesuai dengan preferensi masing-masing. Ingat, setiap jenis produk reksa dana memiliki tingkat risiko tersendiri. Oleh karena itu, kamu bisa memilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kamu. Kelima, tidak semua manajer investasi mampu atau bisa menghasilkan keuntungan sesuai ekspektasi kamu. Jadi, kamu harus cermat dalam memilih manajer investasi.
Satu lagi yang pelu kamu ingat. Reksa dana adalah instrumen investasi yang umumnya “relatif rendah risiko” dibanding saham. Kenapa? Karena adanya diversifikasi produk investasi. Jadi, reksa dana cocok untuk kamu yang siap menghadapi risiko bersifat menengah ke bawah. Apapun pilihan investasi kamu, pastikan kamu membuat perencanaan yang baik. Rencana yang baik akan mengantarkanmu pada hasil yang baik. Dalam mencapai keuntungan, selalu dibutuhkan proses. Kamu sebaiknya menikmati setiap proses yang terjadi dalam investasi. Bersabar adalah kuncinya. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.