10 Bursa Saham Terbesar di Dunia, BEI di Posisi Berapa?

Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah institusi atau wadah tempat terjadinya jual beli surat berharga (efek). Beberapa contoh surat-surat berharga di antaranya yaitu saham, obligasi, reksa dana, dan efek lainnya. Hampir di setiap negara memiliki bursa sendiri, termasuk Indonesia.

Bursa saham di Indonesia dikenal dengan Indonesia Stock Exchange (IDX). Indonesia Stock Exchange atau Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan hasil peleburan dari dua bursa, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Pertanyaannya, apakah Bursa Efek Indonesia termasuk salah satu bursa saham terbesar di dunia? Memang, Indonesia dianggap memiliki potensi yang besar. Namun faktanya, potensi itu belum bisa mengantarkan Indonesia ke posisi 10 besar. Ya, per hari ini, Indonesia masih belum bisa masuk ke dalam 10 besar bursa saham dunia. Lalu, Indonesia ada di posisi berapa?

Top 10 Bursa Saham Terbesar di Dunia

Nah, untuk lebih lengkap, berikut bursa saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

#10. Saudi Stock Exchange (Tadawul)

Tadawul adalah satu-satunya bursa saham di Arab Saudi, dan menjadi kebanggaan bagi negara tersebut. Proses berdirinya Tadawul berawal pada 1970-an. Pada masa itu, pasar modal sebagian besar bersifat informal dan hanya 14 perusahaan saja yang tercatat. Kemudian pada 1984, pemerintah Saudi membentuk Komite Menteri untuk mengatur pasar modal dan mengembangkannya. 19 tahun berselang, tepatnya pada 2003, pemerintah Saudi resmi membentuk Capital Market Authority sebagai regulator. Barulah pada 2007, The Saudi Stock Exchange (Tadawul) dibentuk.

Tadawul menawarkan berbagai jenis efek. Beberapa di antaranya yaitu ekuitas, sukuk, reksa dana yang diperdagangkan di bursa (exchange traded fund/ETF), dan reksa dana. Saat ini, Tadawul memiliki hampir 200 perusahaan yang terdaftar untuk diperdagangkan. Indeks pasar saham utamanya dikenal sebagai Tadawul All Share Index (TASI). Nah, TASI merepresentasikan kinerja seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Saudi. Per Januari 2020, Tadawul memiliki nilai kapitalisasi pasar (market cap) sebesar $2,33 triliun. Ini mengantarkan Tadawul masuk ke dalam sepuluh besar bursa saham dengan market cap terbesar di dunia.

#9. Toronto Stock Exchange

Apa itu Bursa Efek Toronto (TSX)? Bursa saham ini berdiri pada 1852. Toronto Stock Exchange (TSX) sendiri dimiliki dan dioperasikan sebagai anak perusahaan dari TMX Group. Pada tahun 2009, TSX bergabung dengan Bursa Efek Montreal (Bourse de Montreal). Untuk mencerminkan kepemilikan kedua bursa, perusahaan induk TSX Group berubah menjadi TMX Group. TSX adalah bursa efek paling signifikan di Kanada. TSX adalah bursa saham terbesar ketiga di Amerika Utara berdasarkan kapitalisasi. Per Januari 2020, market cap TSX yaitu sebesar 2,38 triliun.

#8. Shenzhen Stock Exchange (SZSE)

Bursa Efek Shenzhen (SZSE) adalah salah satu dari dua bursa saham utama yang beroperasi secara independen di Tiongkok. Bursa efek lain di negara tersebut adalah Shanghai Stock Exchange (SSE). Bursa Efek Shenzhen (SZSE) didirikan pada 1 Desember 1990. Terletak di Shenzhen, kota modern di China tenggara.

Bursa Efek Shenzhen (SZSE) adalah sebuah badan hukum yang diatur dan diawasi oleh China Securities Regulatry Commission (CSRC). Jika di Indonesia ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka di China ada CSRC. Fungsi utama SZSE yaitu untuk mengawasi perdagangan sekuritas, menyediakan fasilitas untuk perdagangan sekuritas, dan menyusun aturan operasional. SZSE memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar $3,45 triliun per Januari 2020.

#7. London Stock Exchange (LSE) Group

Bursa saham ini terletak di kota London. Pada 2007, Bursa Efek London merger dengan Borsa Italia untuk membentuk Kelompok Bursa Efek London. London Stock Exchange (LSE) adalah bursa saham utama di Inggris dan terbesar di Eropa. Berawal pada 1773 di mana bursa regional bergabung untuk membentuk Bursa Efek Inggris dan Irlandia, yang kemudian dinamai London Stock Exchange (LSE).

Indeks yang paling dominan dan dijadikan acuan pasar di LSE adalah Indeks Saham 100 Financial Times Stock Exchange (FTSE) atau “Footsie”. Indeks FTSE adalah indeks dominan yang berisi 100 dari blue chip teratas di LSE. Per Januari 2020, bursa saham ini memiliki nilai kapitalisasi sebesar $4,02 triuliun.

#6. Hong Kong Stock Exchange (SEHK)

Bursa efek Hong Kong berdiri pada 1891. Pada saat itu masih dikenal sebagai Association of Stockbrokers in Hong Kong. Selain menjadi salah satu bursa saham terbesar di Asia, SEHK juga salah satu bursa tertua. Peranan Hong Kong dalam kiprah perekonomian di Asia tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain China, Jepang, dan Korea selatan, negara dengan kepadatan penduduk tinggi ini juga dianggap menjadi salah satu leader di Asia. Buktinya, per Januari 2020 Hong Kong Stock Exchange (SEHK) memiliki market cap sebesar $4,59 triliun. Itu membuatnya berada pada posisi keenam sebagai bursa saham terbesar di dunia.

#5. Euronext

Euronext adalah bursa saham kelima terbesar di dunia, dan didirikan pada 2000 di kota Amsterdam, Belanda. Euronext sendiri merupakan sebuah organisasi regional Uni Eropa. Itu menjadikannya sebagai organisasi yang mampu mendirikan pasar modal sendiri. Pada awalnya, Euronext merupakan hasil merger dari bursa saham Amsterdam, Paris, dan Brussels. Selama bertahun-tahun, Euronext bergabung dengan beberapa bursa lain, terutama Bursa Efek New York (NYSE), sebelum diakuisisi oleh Intercontinental Exchange. Pada 2014, Euronext dipintal dan kembali menjadi entitas independen. Per Januari 2020, bursa saham ini telah memiliki nilai kapitalisasi sebesar $4,82 triliun.

#4. Shanghai Stock Exchange (SSE)

Selain Euronext, sebuah organisasi nonprofit di China juga berhasil mendirikan bursa saham sendiri. Itu dikenal dengan Shanghai Stock Exchange (SSE). Bursa efek ini dioperasikan oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC) dan memperdagangkan berbagai ekuitas, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan derivatif. Selain itu, ekuitas tersebut juga ditransaksikan di Hong Kong Exchange. Ekuitas tersebut terbuka untuk investasi asing dan ditransaksikan dalam mata uang Hong Kong dollars (HKD). Nilai kapitalisasi pasar Shanghai Stock Exchange per Januari 2020 mencapai $5,03 triliun.

#3. Japan Exchange Group (JPX)

Japan Exchange Group (JPX) adalah bursa saham terbesar ketiga di dunia dari segi nilai market cap. Per Januari 2020, Negara Matahari Terbit ini memiliki nilai kapitalisasi mencapai $6,00 triliun. Ini juga menjadikan JPX sebagai bursa efek raksasa di Asia. Bermarkas di Tokyo, bursa efek ini merupakan hasil peleburan dari Tokyo Stock Exchange (TSE) dan Osaka Securities Exchange (OSE). Ya, ini serupa dengan Bursa Efek Indonesia yang juga terbentuk dari hasil peleburan dua bursa.

#2. Nasdaq Stock Market (NASDAQ)

Nasdaq adalah pasar elektronik global sebagai wadah untuk membeli dan menjual sekuritas. National Association of Securities Dealers (NASD) sebagai pendiri Nasdaq memiliki tujuan agar investor bisa memperdagangkan efek pada sistem yang terkomputerisasi, cepat dan transparan. Nasdaq mulai sendiri mulai beroperasi pada 8 Februari 1971.

Perlu kamu ketahui, istilah “Nasdaq” juga dipakai dan merujuk pada Nasdaq Composite, indeks saham yang berisikan lebih dari 3.000 saham yang terdaftar di bursa Nasdaq. Di dalamnya mencakup beberapa raksasa teknologi dan biotek terkemuka di dunia. Let’s say Microsoft, Google, Apple, Amazon, Oracle, dan Intel. Per Januari 2020, Nasdaq memiliki kapitalisasi pasar sebesar $13,29 triliun sehingga menempatkannya pada posisi kedua terbesar di dunia.

#1. New York Stock Exchange (NYSE)

Bursa Saham

New York Stock Exchange (NYSE) adalah bursa efek yang terletak di New York City. Bursa saham ini adalah bursa terbesar di dunia dari nilai kapitalisasi pasarnya. Per Januari 2020, NYSE memiliki nilai market cap $22.99 triliun. Senilai hampir dua kali lipat dari nilai market cap Nasdaq. NYSE awalnya dijalankan sebagai organisasi swasta. Pada 2005 berubah menjadi entitas publik setelah akuisisi pertukaran perdagangan elektronik Archipelago. Pada 2007 NYSE merger dengan Euronext. Dampak merger tersebut, terciptalah NYSE Euronext yang kemudian diakuisisi oleh Intercontinental Exchange, induk perusahaan NYSE saat ini.

Bursa Saham

Bursa Efek Indonesia belum Optimal

Kamu sudah bisa lihat betapa besar bursa saham di dunia, dengan kapitalisasi pasar yang besar. Lalu, di mana Bursa Efek Indonesia? Ya, per Januari 2020 BEI berada posisi 25 dengan market cap mencapai $486 miliar. Setidaknya peringkat ini lebih tinggi dari Bursa Malaysia yang berada di posisi 27 dengan market cap sebesar $380 miliar. Namun, posisi Indonesia masih kalah dari duo raksasa Asia Tenggara, yaitu Singapore dan Thailand.

Singapore Exchange berada dua tingkat di atas BEI dengan nilai market cap mencapai $675 miliar. Kemudian disusul oleh The Stock Exchange of Thailand yang berada tepat di bawah Singapore Exchange dengan kapitalisasi pasar senilai $538 miliar. Berikut tabel 30 besar bursa saham di dunia per Januari 2020 (dalam USD Millions)

No EXCHANGE NAME JAN’20
1 NYSE    22,987,587.16
2 Nasdaq – US    13,286,825.21
3 Japan Exchange Group      6,000,171.73
4 Shanghai Stock Exchange      5,037,349.28
5 Euronext      4,821,103.52
6 Hong Kong Exchanges and Clearing      4,595,366.11
7 LSE Group      4,024,164.26
8 Shenzhen Stock Exchange      3,454,965.32
9 TMX Group      2,386,066.42
10 Saudi Stock Exchange (Tadawul)      2,333,838.79
11 BSE India Limited      2,181,351.90
12 National Stock Exchange of India      2,162,693.11
13 Deutsche Boerse AG      2,020,041.04
14 SIX Swiss Exchange      1,775,268.21
15 Nasdaq Nordic and Baltics      1,594,481.61
16 ASX Australian Securities Exchange      1,497,599.16
17 Korea Exchange      1,402,716.54
18 Taiwan Stock Exchange      1,143,210.09
19 B3 – Brasil Bolsa Balcão      1,118,281.76
20 Johannesburg Stock Exchange      1,001,570.63
21 Moscow Exchange         772,189.92
22 BME Spanish Exchanges         771,970.62
23 Singapore Exchange         674,805.37
24 The Stock Exchange of Thailand         538,163.96
25 Indonesia Stock Exchange         486,654.85
26 Bolsa Mexicana de Valores         403,061.62
27 Bursa Malaysia         380,178.32
28 Tehran Stock Exchange         361,983.51
29 Philippine Stock Exchange         253,963.70
30 Tel-Aviv Stock Exchange         239,976.12

Sumber: world-exchanges.org

Hal Penting Terkait Bursa Saham Dunia

Bursa saham dunia adalah jaringan global tempat saham dan instrumen keuangan lainnya diperdagangkan. Ini mencakup bursa saham di berbagai negara dan memiliki beberapa aspek penting:

  1. Jaringan Internasional: Bursa saham dunia terdiri dari berbagai bursa saham nasional di seluruh dunia, seperti New York Stock Exchange (NYSE) di Amerika Serikat, London Stock Exchange (LSE) di Inggris, Tokyo Stock Exchange (TSE) di Jepang, dan banyak lagi. Semua bursa ini terhubung secara elektronik dan memungkinkan perdagangan saham di pasar global.
  2. Indeks Global: Terdapat indeks global seperti MSCI World Index yang melacak kinerja saham dari berbagai negara. Indeks seperti ini memberikan gambaran umum tentang kinerja pasar saham global.
  3. Perbedaan Zona Waktu: Bursa saham dunia terletak di berbagai zona waktu, sehingga perdagangan saham berlangsung sepanjang hari, sepanjang tahun. Hal ini menciptakan peluang untuk perdagangan 24 jam sehari.
  4. Pengaruh Peristiwa Global: Peristiwa ekonomi, politik, atau geopolitik di satu negara dapat memiliki dampak signifikan pada pasar saham global. Contohnya adalah krisis keuangan global tahun 2008 yang berdampak luas di seluruh pasar saham.
  5. Korrelasi Antar-Pasar: Meskipun berbagai bursa saham dapat beroperasi secara independen, mereka seringkali memiliki korelasi satu sama lain. Artinya, perubahan dalam satu pasar saham dapat memengaruhi pasar saham lainnya.
  6. Perdagangan Internasional: Investor di seluruh dunia dapat berinvestasi di bursa saham asing, dan ini telah memungkinkan diversifikasi portofolio yang lebih besar. Perdagangan saham internasional dapat menjadi cara untuk mendiversifikasi risiko investasi.
  7. Valuta Asing: Perdagangan saham internasional juga melibatkan pertukaran mata uang, sehingga fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi hasil investasi.
  8. Keragaman Sektor: Bursa saham dunia mencakup perusahaan dari berbagai sektor industri seperti teknologi, energi, keuangan, dan konsumen. Ini memungkinkan investor untuk memilih investasi berdasarkan preferensi sektoral.
  9. Peraturan yang Beragam: Setiap negara memiliki peraturan dan aturan yang berbeda untuk mengatur pasar sahamnya. Peraturan ini dirancang untuk melindungi investor dan memastikan integritas pasar.
  10. Peran Regulator Global: Organisasi seperti International Organization of Securities Commissions (IOSCO) berupaya untuk mengkoordinasikan peraturan keuangan dan mempromosikan standar global untuk pasar keuangan.
  11. Peristiwa Berita dan Teknologi: Berita global dan teknologi informasi memberikan dampak besar pada perdagangan saham dunia. Berita ekonomi, politik, dan perusahaan yang dirilis secara instan dapat mengubah sentimen pasar.
  12. Krisis Keuangan dan Volatilitas: Krisis ekonomi global, seperti yang terjadi pada tahun 2008, dapat menyebabkan volatilitas pasar saham dunia yang signifikan.
  13. Kemampuan Diversifikasi: Bursa saham dunia memberikan kesempatan bagi investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dengan berinvestasi di berbagai negara dan sektor industri.
  14. Analisis Global: Investor global harus memperhatikan faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial di seluruh dunia untuk membuat keputusan investasi yang cerdas.
  15. Ketidakpastian dan Peluang: Bursa saham dunia menawarkan potensi keuntungan besar, tetapi juga melibatkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Oleh karena itu, risiko dan peluang harus dinilai secara cermat.

Pasar saham adalah komponen utama dari ekonomi global dan merupakan tempat penting bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal serta investor untuk mencari peluang investasi. Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, keterkaitan antara berbagai pasar saham semakin meningkat, membuatnya menjadi subjek perhatian yang penting bagi ekonomi global.

Simpulan

Meskipun berada di posisi yang lebih baik dari Malaysia dan Philippine, posisi Bursa Efek Indonesia masih berada di bawah bursa efek milik Singapore dan Thailand. Seharusnya, dengan adanya bonus demografi, Indonesia bisa berada di posisi paling tinggi di ASEAN. Ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah bagi stakeholders pasar modal Indonesia untuk meningkatkan animo masyarakat agar mau berinvestasi di bursa saham. Dengan support semua pihak dan dengan terus meningkatkan sosialisasi Yuk Nabung Saham, bukan tidak mungkin peringkat Indonesia bisa lebih baik.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi seperti yang dilansir Kontan mengatakan, jumlah investor yang tercatat di dalam pasar modal Indonesia telah meningkat sebesar 53%, dari 1,6 juta Single Investor Indentification (SID) pada 2018 menjadi 2,4 juta SID pada 2019. Investor tersebut terdiri dari investor saham, reksa dana, dan surat utang. “Jumlah investor telah meningkat lebih dari 50% saat ini. Itu pencapaian yang luar biasa,” kata Inarno, Senin (30/12/19).

Kita melihat bahwa perkembangan pasar modal Indonesia saat ini cukup baik. Pertumbuhan investor juga meningkat dari tahun ke tahun. Tentu saja, ini kabar baik bagi pasar modal Indonesia, khususnya bursa saham yang menjadi instrumen yang paling diminati. Semoga industri pasar modal Indonesia bisa berjaya di masa depan. Kita doakan.

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com