Ketika para investor mendengar istilah “analisis saham,” mereka mungkin membayangkan seorang MBA di bank investasi, bekerja 100 jam seminggu untuk menyusuri data kuantitatif.
Berita baiknya adalah, saat ini, Anda tidak perlu gelar di bidang keuangan untuk menganalisis saham. Dan sebagian besar data yang Anda butuhkan dapat diakses secara gratis di platform perdagangan ritel manapun.
Namun, sebelum Anda terjun, Anda perlu familier dengan beberapa faktor yang mungkin memengaruhi kinerja saham, yang berarti melakukan sedikit pekerjaan rumah.
Jangan biarkan istilah-istilah seperti moving average (MA), price/book value ratio (PBV), dan price earnings ratio (PER) membuat Anda merasa cemas. Meskipun tanpa sekolah bisnis, Anda akan dengan cepat belajar menggunakan alat dan indikator yang sama-sama digunakan oleh para profesional.
Apa Itu Analisis Saham?
Secara sederhana, analisis saham berarti Anda mengidentifikasi peluang di bursa atau pasar saham dengan menggunakan metode, pendekatan, atau indikator tertentu.
Meskipun ada banyak cara analisis saham yang cocok untuk dimasukkan ke dalam portofolio investasi Anda, setidaknya ada dua jenis metode yang paling umum, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal.
Aspek fundamental saham melibatkan hal-hal seperti pendapatan perusahaan, kinerja produk, prospek industri, dan dampak dari ekonomi secara umum. Sedangkan aspek teknkals melibatkan volume perdagangan dan data harga pasar, serta menggunakan pola grafik (chart patterns) untuk mengidentifikasi tren harga.
Baca juga: Saham yang Membagikan Dividen Jumbo
Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham
Fundamental sering kali menjadi pertimbangan pertama bagi para profesional keuangan. Mereka juga seharusnya menjadi prioritas Anda—terutama untuk saham yang Anda rencanakan untuk dimiliki dalam jangka waktu tertentu. Kenapa? Karena aspek fundamental memberi tahu Anda banyak hal tentang kesehatan perusahaan dan lingkungan kompetitifnya.
Rasio Keuangan
Price earnings ratio (PER) adalah hal yang paling mendekati tag harga pada saham. Untuk menghitung P/E ratio atau rasio PER, ambil harga saham dan bagi dengan pendapatan per saham (EPS atau earnings per share).
Rasio lain yang diikuti oleh investor untuk analisis saham yaitu price to sales ratio (P/S), yang berguna untuk menilai nilai perusahaan tanpa riwayat pendapatan yang solid. Kemudian, price to book value (P/B) ratio atau rasio PBV, yang menilai valuasi perusahaan berdasarkan aset bersih.
Saat menganalisis suatu rasio, Anda dapat membandingkannya dengan pesaing perusahaan (dan pasar secara keseluruhan).
Penting untuk dicatat bahwa Anda harus menguasai bagaimana cara menggunakan rasio-rasio keuangan ini dan khususnya cara interpretasinya dengan benar. Kemudian, kuasai rasio-rasio lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas.
Pendapatan dan persaingan
Pendapatan per saham (EPS) dapat memengaruhi harga saham. Setiap perusahaan publik pasti melaporkan pendapatan mereka setiap kuartal. Ini berarti analisis saham harus mencakup peninjauan menyeluruh terhadap laporan pendapatan terbaru perusahaan.
Lebih dari sekadar memeriksa pendapatan dan keuntungan, ini juga berarti membaca siaran pers dan transkrip panggilan untuk melihat produk dan masalah apa yang dihighlightkan oleh perusahaan.
Membandingkan pendapatan perusahaan dengan pendapatan pesaingnya juga dapat memberi Anda wawasan tentang lingkungan kompetitif, faktor fundamental lainnya. Jika produk perusahaan satu mengungguli produk pesaingnya, pendapatan dapat membantu Anda memahami alasannya.
Sebaiknya baca beberapa laporan untuk melihat tren. Apakah ada area di mana perusahaan mengalami kesulitan? Apakah ada pipeline product yang dapat mendorong pendapatan perusahaan di masa depan? Bagaimana dengan perubahan dalam kepemimpinan dan manajemen?
Mengkaji semua ini mungkin tampak memakan waktu. Tetapi siapa pun yang mempertaruhkan uang pada satu saham seharusnya memahami faktor-faktor internal dasar yang mendorong kinerjanya.
Faktor-faktor fundamental eksternal
Perusahaan tidak eksis dalam hampa udara. Nasib mereka pasti dipengaruhi oleh angin dari ekonomi secara umum, pesaing, pemerintah, dan hal-hal yang bersifat ekseternal (tidak dapat dikendalikan).
Misalnya, pendapatan bank mungkin melampaui pesaingnya, tetapi harga sahamnya dapat terancam oleh penurunan tingkat suku bunga.
Contoh lain, sebuah perusahaan pengolahan makanan dengan pertumbuhan pendapatan yang lambat mungkin melihat sahamnya tumbuh lebih cepat ketika ekonomi masuk ke dalam resesi dan investor mencari stabilitas. Ingatlah bahwa semua orang tetap makan, bahkan ketika ekonomi turun.
Contoh berikutnya, saham farmasi bisa merosot saat pesaing utama meluncurkan produk baru yang menarik pehatian. Atau saham farmasi dan sektor kesehatan dapat melonjak drastis ketika wabah global merajalela, yang menunjukkan bahwa permintaan untuk industri ini akan meningkat.
Beberapa faktor eksternal begitu penting sehingga mereka mempengaruhi hampir setiap perusahaan. Ini termasuk tingkat suku bunga, harga minyak mentah, siklus pasar (resesi dan periode pertumbuhan), pertumbuhan lapangan pekerjaan, inflasi, dan kepercayaan konsumen.
Secara periodik, pemerintah dan bank sentral merilis data baru tentang lapangan pekerjaan, inflasi, tingkat suku bunga, sentimen konsumen, dan tren ekonomi lainnya.
Sebagian besar hal ini berada di luar kendali perusahaan, tetapi analisis saham Anda harus mencakup apakah perusahaan tersebut dapat berkembang dalam kondisi saat ini.
Membeli saham perusahaan energi ketika harga minyak mentah naik mungkin masuk akal, tetapi membeli saham perusahaan developer rumah selama resesi mungkin tidak menarik, kecuali jika Anda melihat peluang pertumbuhan jangka panjang.
Dasar-dasar Analisis Teknikal Saham
Analisis teknikal adalah ilmu tersendiri dan bukan sesuatu yang bisa Anda kuasai dalam sehari. Ini didasarkan pada asumsi bahwa harga saham bergerak dalam pola yang dapat diidentifikasi dan konsisten secara historis.
Dalam proses analisis teknikal, Trader dapat menggunakan pola grafik seperti moving averages, osilator, dan angka Fibonacci untuk membantu mengidentifikasi peluang beli dan jual. Memahami analisis saham berbasis teknikal berarti belajar membaca grafik saham untuk:
- Menganalisis tingkat di mana harga mungkin melanjutkan arah tertentu (tren), terhenti, atau berbalik arah.
- Menentukan apakah harga suatu aset mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Menemukan titik masuk dan keluar yang menguntungkan untuk saham yang Anda pertimbangkan beli atau jual.
Analisis teknikal memiliki bahasanya sendiri dan seperangkat alatnya. Ada berbagai jenis grafik, termasuk grafik garis (line), batang (bar), dan lilin (candle).
Anda mungkin akan belajar tentang istilah-istilah seperti moving average, angka Fibonacci, dan osilator stokastik; mengidentifikasi pasar sebagai overbought atau oversold; dan belajar mengenali level support dan resistance.
Satu catatan penting bahwa analisis tekniskal melihat data historing ke belakang, dan sulit untuk melihat tren atau titik balik sampai setelah terjadi. Asumsi yang dibangun yaitu bahwa kinerja pasar di masa lalu tidak pernah ada jaminan hasil di masa depan, dan itu benar dengan analisis teknikal.
Pandangan Akhir
Jadi, ada dua jenis analisis saham yang bisa Anda pelajari, yakni analisis teknikal dan analisis fundamental. Kedua tools ini sering kali digunakan secara bersamaan oleh trader dan investor, meskipun beberapa orang memiliki kecenderungan tersendiri.
Dalam bahasa sederhana, analisis fundamental berfungsi untuk mengidentifikasi apakah saham perusahaan dianggap sehat dan memiliki prospek bagus atau tidak. Sedangkan analisis teknikal berfungsi untuk menentukan waktu yang pas (timing terbaik) untuk masuk dan keluar dari pasar.
Melibat kedua metode dan pendekatan ini akan sangat bermanfaat bagi Anda untuk melihat peluang potensial secara holistik. Pada akhirnya, Anda akan mengambil keputusan yang terukur atau terdefinisi dengan baik dan keuntungan dari trading/investasi saham menjadi keniscayaan.