Pengertian Debt to Equity Ratio (DER): Rumus, Cara Analisis, Contoh Soal

Pengertian Debt to Equity Ratio adalah

EDUSAHAM.COM — Salah satu rasio keuangan yang cukup sering dipakai sebagai variabel penelitian adalah debt to equity ratio (DER). Selain itu, rasio DER juga umum dipakai sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Apa itu debt to equity ratio (DER)? Di sini, tim edusaham akan memberikan informasi lengkap mengenai DER, mulai dari pengertian, rumus, fungsi, cara analisis, contoh soal, hingga batas maksimal nilai DER yang baik dan ideal. Berikut pembahasannya!

Definisi & Pengertian DER (Debt to Equity Ratio) secara Umum

Apa itu debt to equity ratio (DER)? Secara umum, pengertian debt to equity ratio adalah hasil perbandingan antara total utang (debt) perusahaan dengan total ekuitas (equity) yang dimilikinya.

DER atau debt to equity ratio adalah salah satu jenis rasio leverage, yang dalam pengukurannya dipakai untuk menilai seberapa besar modal perusahaan dibiayai oleh utang.

Semakin tinggi nilai debt to equity ratio (DER) suatu perusahaan, maka itu mengindikasikan semakin besar pula perusahaan menggunakan utang untuk modal bisnis. Begitu pun sebaliknya, semakin kecil nilai DER, semakin  kecil pula penggunaan utang oleh perusahaan.

Definisi & Pengertian DER (Debt to Equity Ratio) Menurut Para Ahli

Setelah memahami pengertian debt to equity ratio (DER) secara umum, berikut tim edusaham sajikan juga beberapa pandangan para ahli terkait definisi debt to equity ratio (DER).

Definisi ROA Menurut Sugiyono (2009)

Pengertian debt to equity ratio adalah suatu rasio yang menunjukan perbandingan utang dan modal perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan masalah trading on equity, yang bisa memberikan pengaruh baik secara positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal perusahaan.

Definisi DER Menurut Darsono dan Ashari (2010)

Debt to equity ratio adalah salah satu jenis rasio leverage atau solvabilitas, yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajibannya (utang), khususnya ketika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Definisi DER Menurut Kasmir (2014)

Pengertian debt to equity ratio adalah rasio keuangan yang dipakai untuk menilai utang dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengetahui total dana yang disediakan oleh peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, seberapa besar nilai setiap rupiah modal perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan utang.

Perhitungan dan Rumus DER (Debt to Equity Ratio)

Bagaimana cara mengukur dan menghitung nilai debt to equity ratio (DER)? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa debt to equity ratio adalah perbandingan antara total utang perusahaan dengan total modal yang dimilikinya. Berikut rumus DER (debt to equity ratio).

DER = (Total Utang / Total Modal) x 100%

Fungsi DER (Debt to Equity Ratio)

Secara umum, ada beberapa fungsi debt to equity ratio (DER) yang sangat penting untuk Anda pahami, yaitu sebagai berikut.

  • Pada prinsipnya, debt to equity ratio (DER) memiliki kegunaan atau berfungsi untuk melihat kuantitas penggunaan utang perusahaan.
  • Debt to equity ratio (DER) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin utang yang dimilikinya. Ini adalah bagian yang penting karena bisa menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan.
  • DER dapat dijadikan sebagai cerminan dari struktur modal perusahaan.

Cara Menganalisis Rasio DER (Debt to Equity Ratio)

Setelah memahami pengertian debt to equity ratio (DER), rumus, dan fungsinya, lalu bagaimana cara menganalisis debt to equity ratio (DER)? Sebagai contoh dalam konteks investasi saham.

Analisis yang dapat Anda lakukan sebagai seorang investor yaitu dengan membandingkan
nilai DER masing-masing perusahaan pada sektor industri yang sama. Kenapa harus sektor industri yang sama? Ya, agar lebih relevan.

Misalnya, Anda tertarik untuk berinvestasi di PT Bank Rakyat Indonesia (Kode saham: BBRI).Nah, ternyata nilai DER BBRI misalnya 3,4. Untuk melihat apakah nilai DER BBRI terlalu tinggi atau tidak, Anda bisa membandingkan dengan perusahaan lain yang masuk ke dalam sektor industri perbankan. Jangan pula Anda bandingkan dengan perusahaan di sektor industri otomotif atau lainnya, tentu saja tidak relevan.

Kenapa tidak relevan? Karena tidak semua DER bisa disamakan.

Biasanya, nilai DER perusahaan di sektor perbankan lebih tinggi dari perusahaan di sektor industri lainnya. Kenapa? Karena memang prinsip bisnis dari perusahaan
perbankan yaitu berorientasi pada dana pihak ketiga (kreditur). (Baca juga: Cara Beli Saham BRI, BCA, Telkomsel secara Online)

Itu salah satu contohnya. Jadi, ada baiknya Anda membandingkan nilai DER perusahaan di sektor industri yang sama. Nantinya, Anda juga bisa menilai berapa nilai DER yang ideal pada suatu perusahaan.

Perhitungan dan Contoh Soal DER (Debt to Equity Ratio)

Berikut ini tim edusaham sajikan contoh soal DER (debt to equity ratio) beserta jawaban dan perhitungannya, yaitu sebagai berikut.

Contoh soal:

Pada laporan keuangan tahunan (annual report) 2019, diketahui total utang (debt) PT ABC Tbk adalah Rp 3 triliun dan total ekuitas (modal) sebesar Rp 900 juta. Berapa kah nilai debt to equity ratio (DER) PT ABC Tbk?

Jawaban:

DER = (utang/ modal) x 100%

DER = (Rp 3 triliun / Rp 900 juta) x 100%

DER = 3.33%

Dengan demikian, maka nilai debt to equity ratio (DER) PT ABC Tbk adalah sebesar 3.33%.

Berapa Nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang Baik dan Ideal?

Banyak orang yang bertanya, berapa nilai debt to equity ratio yang baik dan ideal? Apakah ada batas maksimal?

Jadi begini, sebenarnya, tidak ada ketentuan pasti terkait nilai DER yang baik dan
ideal. Namun, pada prinsipnya, semakin besar nilai rasio DER perusahaan, maka kuantitas utangnya lebih besar dari kuantitas modalnya.

Setiap investor pasti akan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai nilai rasio DER perusahaan. Ada investor yang menganggap perusahaan yang baik adalah yang memiliki nilai DER tidak lebih dari 1, dan seterusnya.

Dalam menilai perusahaan perbankan, misalnya, tentu saja akan susah menemukan nilai
DER yang kecil dari 1, karena memang orientasi bisnisnya bertumpu pada dana pihak ketiga.

Jadi, untuk mendapatkan nilai DER yang baik dan ideal yaitu dengan membandingkan nilai DER setiap perusahaan di sektor industri yang sama.

Nah, itulah pembahasan kita kali ini, yaitu tentang rasio DER (debt to equity ratio), mulai dari pengertian DER, rumus DER, fungsi DER, contoh soal DER, cara menganalisis DER, dan nilai DER yang baik dan ideal. Jika pembahasan ini bermanfaat, jangan alpa untuk sharing, ya!

2 thoughts on “Pengertian Debt to Equity Ratio (DER): Rumus, Cara Analisis, Contoh Soal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com