EDUSAHAM.COM — Berikut ini akan disajikan mengenai definisi, teori, dan pengertian Islamic Social Reporting, kemudian rumus dan pengukuran ISR bagi perusahaan, sejarah dan fenomena ISR, dan hal-hal lain yang menjadi pertanyaan banyak orang.
Sebagai info tambahan terutama bagi mahasiswa dan peneliti, bahwa ISR (Islamic Social Reporting) cukup banyak digunakan sebagai salah satu variabel penelitian (karya ilmiah), seperti makalah, jurnal, skripsi, tesis, dan lain sebagainya. Kenapa demikian? Ya, karena memang variabel ini cukup menarik untuk diteliti lebih jauh. Bagi Anda yang pengin melihat seperti apa ringkasan dari materi Islamic Social Reporting (ISR), berikut informasinya.
Apa Itu Islamic Social Reporting (ISR)?
Secara sederhana, teori atau pengertian Islamic Social Reporting atau ISR adalah suatu standar pelaporan berbasis syariah yang bertujuan untuk melihat kinerja sosial perusahaan. Konsep dan prinsip syariah yang terkandung di dalam ISR ini mampu menghasilkan berbagai macam aspek, seperti aspek moral, spiritual, dan material. Itulah yang menjadi konsentrasi utama ISR terhadap pelaporan kegiatan sosial perusahaan.
Awalnya, konsep ISR ini muncul pada tahun 2002 yang digagas oleh Hannifa & Hudaib. Mereka menuangkan konsep tersebut dalam penelitian mereka yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”. Setelah adanya konsep dan fenomena Islamic Social Reporting tersebut, para peneliti lain mulai dan ikut serta melakukan pengembangan. Hingga saat ini, konsep ISR masih terus dikembangkan, terutama di Malaysia.
Rumus dan Pengukuran ISR (Islamic Social Reporting)
Setelah memahami pengertian Islamic Social Reporting, lalu, bagaimana dengan pengukuran ISR bagi perusahaan? Apa rumus yang digunakan untuk mengukur ISR? Sebenarnya, Islamc Social Reporting (ISR) merupakan salah indikator atau alat ukur dari Corporate Social Responsibility (CSR). Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan lengkap mengenai CSR, silakan baca di artikel ini: Rangkuman Penjelasan tentang CSR.
Pertanyaannya adalah apa perbedaan CSR dan ISR? Nah, inilah salah satu pertanyaan yang cukup sering diajukan. Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa salah satu alat ukur yang digunakan untuk menganalisis CSR yaitu dengan menggunakan indeks ISR.
Meskipun begitu, Islamic Social Reporting (ISR) adalah hasil perluasan dari pelaporan sosial, yang mencakup secara komprehensif, tidak hanya berisikan harapan besar dari masyarakat terhadap peran perusahaan dalam bidang ekonomi, tetapi juga berfokus pada nilai-nilai atau perspektif spiritual.
Bagaimana Pengukuran ISR bagi Perusahaan?
Untuk pengukuran ISR bagi perusahaan, maka bisa digunakan indeks ISR yang mana dalam konsepnya memakai metode analisis isi (content analysis). Apa itu content analysis dan apa yang dianalisis? Analisis isi (content analysis) adalah suatu metode dengan teknik observasi yang bertujuan untuk menganalisis isi (pesan) dari suatu dokumen.
Dokumen apa yang dianalisis? Dalam melakukan identifikasi pengungkapan ISR, dokumen yang dianalisis adalah laporan tahunan perusahaan. Kenapa harus laporan tahunan? Karena di dalamnya mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengungkapan ISR suatu perusahaan.
Bagaimana dengan penerapan content analysis ISR? Cara yang diambil untuk melakukan content analysis yaitu dengan memberi penilaian (scoring) yang sesuai dengan indeks ISR. Dalam indeks ISR, terdapat enam (6) indikator yang terdiri 48 item pernyataan. Untuk penilaiannya, setiap item yang diungkapkan/disebut maka diberi nilai 1, dan nilai 0 untuk item yang tidak diungkapkan.
Silakan klik di sini: Download Indeks ISR (Tabel Pengungkapan ISR) yang terdiri dari 6 indikator dan 48 item pernyataan.
Ketika pemberian nilai (scoring) telah selesai dilakukan, maka besaran atau tingkat disclosure level bisa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Indeks ISR = Total Score Disclosure yang Dipenuhi / Jumlah Skor Minimum
Tujuan ISR (Islamic Social Reporting)
Ada beberapa tujuan yang menjadi fokus utama dalam penerapan ISR, misalnya penerapan ISR merupakan sikap dan bentuk akuntabilitas kepada lingkungan sosial dan kepada Allah Swt. Kemudian, penerapan ISR juga diharapkan mampu meningkatkan transparansi dalam menjalankan bisnis atau usaha, seperti memberi perhatikan khusus untuk memenuhi kebutuhan investor muslim dalam melakukan pengambilan keputusan.
Penjabaran dari Bentuk Akuntabilitas ISR (Islamic Social Reporting)
Nah, berikut ini contoh penjabaran bentuk akuntabilitas ISR:
- Memenuhi hak-hak Allah Swt dan lingkungan sosial.
- Menyediakan produk halal dan baik.
- Mencapai tujuan usaha bisnis dengan cara yang baik.
- Mengejar profit yang wajar sesuai prinsip Islam.
- Menjadikan pekerjaan sebagai bagian dari ibadah.
- Menjalankan kegiatan bisnis yang berkelanjutan terutama secara ekologis.
Penjabaran dari Bentuk Transparansi ISR (Islamic Social Reporting)
Bentuk dari transparansi ISR, umum berupa penyajian informasi yang relevan mengenai hubungan dengan masyarakat, kebijakan karyawan, kebijakan pembiayaan dan investasi, kebijakan penggunaan sumber daya dan lingkungan, dan kebijakan mengenai kegiatan yang halal dan haram untuk dilakukan.
Itulah penjelasan dan informasi mengenai pengertian Islamic Social Reporting, pengukuran ISR, tujuan ISR, dan bentuk akuntabilitas dan transparansi ISR. Sampai sejauh ini, apakah Anda cukup paham? Nah, bagi Anda yang sedang melakukan penelitian, tentunya Anda membutuhkan banyak referensi. Jangan khawatir, di lain waktu kami akan memberikan artikel dan link download gratis JURNAL ISR (Islamic Social Reporting).
bagaimana melihat ISR pada BPRS?