Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham dengan Rasio Keuangan

Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham dengan Rasio Keuangan

 

EDUSAHAM.COM — Investasi di instrumen saham merupakan salah satu alternatif terbaik untuk mengunci kesejahteraan finansial di masa mendatang. Nah, dalam investasi saham, penting bagi investor untuk melakukan analisis. Ada dua (2) jenis analisis yang paling umum digunakan, yaitu analisis fundamental saham dan analisis teknikal saham.

Sebagai pemula, ada beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan. Sebagai contoh, apa pengertian analisis fundamental saham? Mengapa analisis fundamental saham itu penting dilakukan? Seperti apa contoh analisis fundamental perusahaan Tbk di Indonesia? Apa perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal saham? Bagaimana cara melakukan analisis fundamental saham? Nah, untuk memahami secara komprehensif dan detail, berikut kami sajikan penjelasan lengkap dan terstruktur mengenai saham.

Apa Itu Analisis Fundamental Saham?

Banyak para ahli yang telah mengungkapkan mengenai pengertian analisis fundamental saham. Menurut hemat kami, analisis fundamental (fundamental analysis) adalah suatu teknik analisis yang cenderung melihat dari sisi kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, umumnya investor menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan yang ada di laporan keuangan.

Meskipun begitu, analisis fundamental saham juga dapat dilihat dari faktor-faktor lain yang bersifat non keuangan. Misalnya, dengan melakukan analisis prospek bisnis, analisis persaingan usaha, hingga struktur manajemen perusahaan.

Warren Buffet, salah satu tokoh dan investor sukses, juga melihat “siapa yang mengelola dan memimpin perusahaan tersebut”. Dengan kata lain, Warrent Buffet menjadikan itu sebagai salah satu variabel penting dalam mengambil keputusan investasi saham. Investor yang cerdas tidak akan pernah mau menanamkan uangnya di perusahaan yang tidak jelas rekam jejaknya.

Apa Pentingnya Melakukan Analisis Fundamental?

Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham dengan Rasio Keuangan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian analisis fundamental saham, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisis fundamental yaitu untuk mengukur seberapa baik kinerja keuangan perusahaan; apakah perusahaan dalam keadaan sehat atau sakit?

Bagi para investor fundamentalis, mereka tidak akan mau membeli saham yang kondisi keuangannya buruk atau dalam keadaan sakit. Namun, pandangan ini berbeda dengan para investor teknikalis yang lebih cenderung melihat dari sudut teknikal atau menggunakan analisis teknikal saham.

Meskipun begitu, analisis fundamental saham merupakan faktor penting yang tidak bisa diabaikan, sekali pun bagi para teknikalis. Sebagai saran, ada baiknya jika Anda menggunakan dua analisis ini sebagai hal yang tak terpisahkan. Lakukan analisis fundamental sebagai dasar untuk memilih perusahaan, dan lakukan analisis teknikal saham untuk menentukan kapan harus membeli saham. Tujuannya sama, yaitu memperoleh high return, terutama yang berasal dari capital gain.

Analogi Analisis Fundamental Saham

Melakukan analisis fundamental saham ibaratkan seperti Anda membeli tanah untuk bisnis atau hunian. Apa yang seharusnya dilakukan? Ya, Anda harus melihat bagaimana struktur tanah, kesehatan tanah, rekam jejak tanah, hingga lokasi tanah, apakah menguntungkan atau tidak? Dengan kata lain, Anda menganalisis dengan detail dengan tujuan untuk meminimalkan risiko investasi. Tentu saja, Anda hanya akan menganalisis sesuatu yang dapat diukur.

Nah, jika tanah tersebut rusak atau retak yang disebabkan oleh bencana alam, seperti longsor, gempa bumi, dan hal-hal yang tak dapat diperkirakan lainnya, maka dalam saham, itu disebut sebagai risiko sistematis. Risiko sistematis adalah suatu risiko yang bersifat eksternal atau tidak bisa dikendalikan oleh internal perusahaan. Nah, analisis fundamental saham ini lebih menekankan untuk mengukur sesuatu yang bersifat internal perusahaan, baik dari segi keuangan (kuantitatif), maupun non keuangan (kualitatif).

Ada salah satu prinsip dasar dalam investasi, yaitu “buy what you know, then know what you buy”. Artinya, dalam berinvestasi saham, Anda mesti memahami apa yang Anda beli sehingga bisa memperkirakan berapa tingkat keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi. Cara ini juga efektif untuk meminimalkan risiko investasi. Warren Buffet pernah mengatakan bahwa “membeli saham itu ibaratkan membeli sebuah bisnis, yang mana dibutuhkan analisis terhadap bisnis tersebut, bukan sekadar melihat volatilitas harga saham.

Cara Melakukan Analisis Saham dengan Top Down Approach

Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham dengan Rasio Keuangan

Nah, inilah salah satu cara melakukan analisis fundamental saham, yaitu dengan pendekatan top down approach. Analisis ini digunakan dengan mempertimbangkan tiga (3) faktor utama, seperti faktor ekonomi makro, industri perusahaan, dan kinerja perusahaan. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Faktor Ekonomi Makro (Eksternal)

Inilah salah satu faktor yang dapat memengaruhi harga saham. Faktor ekonomi makro ini bersifat eksternal sehingga tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Apa contohnya? Misalnya, kebijakan suku bunga, inflasi, kurs, neraca perdagangan dan pembayaran, termasuk pertumbuhan ekonomi.

2. Faktor Kondisi Sektor Industri

Nah, sektor industri juga penting untuk diperhatikan. Pasalnya, jika perusahaan yang Anda pilih berada di sektor industri yang sedang lesu, maka itu akan memengaruhi naik turunnya harga saham, dan kemungkinan untuk turun relatif besar. Begitu pun sebaliknya, jika sektor industri di mana perusahaan Anda berada sedang meroket, maka harga saham memiliki potensi untuk meningkat.

Seperti tahun 2007, misalnya, di mana harga komoditas minyak dunia naik secara signifikan. Ternyata, kenaikan tersebut juga berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan terkait, yaitu perusahaan yang berada di sektor pertambangan. Tentu saja, kenaikan harga saham tersebut salah satunya disebabkan oleh peningkatan laba perusahaan sehingga menciptakan sentimen positif.

3. Faktor Kinerja Perusahaan (Internal)

Berbeda dengan dua faktor sebelumnya, faktor kinerja perusahaan ini lebih menekankan pada kinerja individu masing-masing perusahaan. Biasanya, perusahaan dengan kinerja yang baik secara fundamental, cenderung memiliki prospek harga saham yang bagus. Umumnya, alat ukur yang digunakan untuk melihat bagus tidaknya kinerja perusahaan yaitu dengan melihat rasio keuangannya. Jika surplus, maka untung, dan jika defisit, maka rugi.

Cara Melakukan Analisis Fundamental dengan Rasio Keuangan (Financial Ratios)

Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham dengan Rasio Keuangan

Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam melakukan analisis fundamental saham perusahaan yaitu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Ada banyak rasio keuangan yang dapat dijadikan alat ukur dan indikator untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.

Namun, di sini kami menyajikan 7 rasio keuangan yang dianggap paling umum digunakan oleh investor, yaitu ROE, ROA, DER, DPR, EPS, PER, dan PBV. Namun, kami membagi lagi tujuah (7) rasio tersebut ke dalam dua bagian, yaitu accounting based ratios dan market based ratios. Ada empat (4) rasio yang tergabung dalam accounting based ratios, yaitu ROE, ROA, DER, dan DPR. Kemudian, tiga (3) rasio yang tergolong ke dalam market based ratios, yaitu EPS, PER, dan PBV.

Apa itu accounting based ratios? Itu adalah rasio keuangan yang menitikberatkan pada informasi laporan keuangan perusahaan sebagai dasar analisis. Sedangkan market based ratios merupakan rasio keuangan yang menitikberatkan pada informasi pasar sebagai dasar analisis. Nah, berikut penjabaran lengkap dari dua bagian rasio tersebut.

1. Return On Equity (ROE)

Apa itu return on equity (ROE)? ROE merupakan rasio keuangan yang membandingkan antara laba bersih dengan total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio ROE perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dimiliki untuk memperoleh laba (profit).

 

ROE = (Net Income / Total Modal) x 100%

 

Begitu pun sebaliknya, jika nilai ROE perusahaan kecil, itu menandakan bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan modalnya untuk menciptakan keuntungan (profit). Berapa nilai ROE yang ideal? Setiap investor pastinya memiliki sudut pandang yang berbeda. Bagi kami, carilah perusahaan yang memiliki nilai ROE yang stabil dalam periode tertentu dan cenderung meningkat. Sebagai ukuran, carilah perusahaan yang memiliki ROE > 25%.

2. Return On Asset (ROA)

Inilah indikator analisis fundamental saham selanjutnya. Tidak jauh berbeda dengan rasio ROE, rasio ROA juga berfungsi untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Hanya saja, pembanding dalam rasio ini yaitu total aset perusahaan. Sebagaimana yang diketahui, aset perusahaan merupakan hasil dari penjumlahan antara utang dengan modal.

 

ROA = (Net Income / Total Aset) x 100%

 

Semakin tinggi nilai rasio ROA perusahaan, maka itu mengindikasikan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk mendapatkan laba. Begitu pun sebaliknya, rasio ROA yang kecil menandakan ketidakmampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menciptakan profit. Lalu, berapa nilai ROA yang bagus dan ideal? Sebaiknya, carilah perusahaan dengan ROA > 20%.

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Utang tidak selalu menjadi hal yang buruk, asalkan mampu memanfaatkannya untuk menciptakan produktifitas maksimal. Nah, rasio DER ini merupakan salah satu variabel analisis fundamental saham yang membandingkan antara total utang dengan total modal perusahaan.

 

DER = Total Utang / Total Modal

 

Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar keuangan perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar suatu perusahaan menggunakan utang untuk modal bisnis. Begitu pun sebaliknya, perusahaan yang memiliki nilai DER yang kecil, menunjukkan penggunaan utang perusahaan lebih kecil dari total modal.

Sebagai investor, penting bagi Anda untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Jika DER > 1, maka utang perusahaan lebih besar dari modal. Hemat kami, ada baiknya Anda mencariperusahaan dengan DER < 1. Artinya, modal perusahaan lebih besar dari penggunaan utang. Meskipun kami paham bahwa tidak semua perusahaan dengan DER > 1 dapat diartikan tidak baik.

4. Dividend Payout Ratio (DPR)

DPR atau payout ratios merupakan salah satu analisis fundamental saham yang sangat penting diperhatikan terutama oleh investor yang berfokus pada dividen. Rasio ini membandingkan antara dividen per lembar saham (dividend per share) dengan laba per lembar saham (earnings per share).

 

DPR = dividend per share (DPS) / earnings per share (EPS

 

Rasio DPR yang tinggi diyakini mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Kenapa? Ya, DPR yang tinggi mengindikasikan keuangan perusahaan sangat baik sehingga itu mengundang minat investor untuk berinvestasi. Selain itu, DPR yang tinggi juga dapat dijadikan sebagai jaminan oleh investor untuk mendapatkan pendapatan tetap berupa dividen.

5. Earnings Per Share (EPS)

Rasio EPS juga sangat penting untuk dijadikan indikator dalam analisis fundamental saham perusahaan. Pasalnya, rasio EPS memberikan informasi kepada investor mengenai laba bersih per lembar saham perusahaan. Untuk mencari nilai EPS, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

 

EPS = (Laba Bersih – Pajak – Dividen) / Jumlah Saham Beredar

 

Nilai EPS yang tinggi bisa mengindikasikan perusahaan memiliki laba yang besar. Meskipun begitu, EPS yang tinggi juga disebabkan karena jumlah saham beredar yang relatif sedikit. Namun,
tetaplah mencari perusahaan dengan nilai EPS yang tinggi.

5. Earnings Per Share (EPS)

PER merupakan salah satu indikator analisis fundamental saham di mana rasio ini termasuk ke dalam salah satu market-based ratios. PER sering kali digunakan untuk menentukan murah dan mahalnya harga suatu saham. PER dihasilkan dari perbandingan antara harga saham perusahaan dengan laba per lembar saham (EPS).

 

PER = Stock Price / EPS

 

Rasio PER yang kecil mengindikasikan bahwa laba perusahaan relatif besar sehingga ini bisa memacu value investor untuk membeli saham. Kenapa PER yang kecil bisa memikat value investor? Ya, dengan prinsip value investing, mereka menganggap harga saham tersebut berpotensi naik hingga menembus harga wajarnya.

Begitu pun sebaliknya, PER yang terlalu tinggi dianggap tidak menarik oleh value investor karena harga saham perusahaan tersebut dianggap terlalu mahal. Lalu, bagaimana cara melihat PER yang tinggi (mahal) dan rendah (murah)? Anda bisa membandingkan nilai PER perusahaan tersebut dengan perusahaan lain yang masuk dalam sektor industri yang sama.

7. Price to Book Value (PBV)

Inilah indikator analisis fundamental saham yang terkahir. PBV tidak jauh berbeda dengan PER, yaitu sama-sama menaksir nilai wajar suatu saham. Hanya saja, rasio ini membandingkan antara harga saham perusahaan dengan nilai buku (ekuitas) per lembar saham.

 

PBV = Stock Price / Book Value

 

Istilah book value (BV) di sini adalah nilai ekuitas per lembar saham suatu perusahaan. Nah, nilai PBV yang tinggi menunjukkan bahwa harga saham perusahaan berada di atas nilai wajar, atau dikenal sebagai overvalued. Begitu pun sebaliknya, nilai rasio PBV yang rendah mengindikasikan harga saham perusahaan berada di bawah nilai wajarnya (undervalued).

Contoh Analisis Fundamental Perusahaan Tbk

Agar lebih paham secara mendalam dan komprehensif mengenai analisis fundamental saham, berikut kami sajikan contoh analisis fundamental perusahaan Tbk di Indonesia.

Contoh Analisis Fundamental Saham Perusahaan

Gambar di atas merupakan ringkasan kinerja perusahaan tercatat, yaitu sampel pada saham Unilever (Kode: UNVR). Untuk melakukan analisis fundamental saham dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang telah dijelaskan sebelumnya cukup mudah. Anda tidak perlu lagi membuat rumus atau menjumlahkan secara manual setiap nilai rasio keuangan tersebut. Ya, cukup dengan melihat bagian RATIOS yang kami tandai dengan kolom garis warna merah. Berikut gambar jelasnya.

Contoh Analisis Fundamental Saham Perusahaan dengan Rasio Keuangan

Nah, sekarang bisa Anda lihat dengan jelas di mana terdapat banyak rasio-rasio keuangan yang bisa digunakan untuk analisis fundamental saham. Dari tujuh (7) rasio keuangan yang telah dipaparkan, rasio apa saja yang tidak termasuk ke dalam bagian RATIOS pada ringkasan performa perusahaan tercatat UNVR di atas? Ya, di sana tidak terlihat ada rasio PER, dan PBV. Untuk melihatnya, Anda bisa cek di bagian SHARES TRADED, seperti gambar di bawah ini.

Rasio Pasar Perusahaan

 

Intinya adalah bahwa dalam melakukan analisis fundamental saham, yang paling dibutuhkan adalah pemahaman Anda terhadap rasio-rasio keuangan yang digunakan. Anda mesti paham cara menginterpretasikan rasio-rasio keuangan tersebut. Dengan demikian, Anda bisa mengambil keputusan yang tepat dalam memilih saham terbaik sehingga Anda bisa memaksimalkan return dan meminimalkan risiko.

Sebagai saran, alangkah lebih bijak jika Anda menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal sebagai senjata ampuh yang tak terpisahkan untuk memburu saham terbaik. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, gunakan lah analisis fundamental saham untuk memilih perusahaan terbaik, dan gunakan analisa teknikal saham untuk menentukan waktu (timing) yang tepat untuk membeli saham.

Banyak Referensi adalah Kunci Sukses

Referensi Buku Analisis Fundamental Saham

Bagi Anda yang mungkin bukan berlatar belakang pendidikan keuangan atau ekonomi, tapi memiliki keinginan yang besar untuk belajar investasi saham, Anda mungkin membutuhkan semangat dan usaha yang lebih untuk memahami hal itu.

Meskipun begitu, bukan berarti lulusan keuangan dan ekonomi lebih mampu dalam investasi saham. Pada dasarnya, ilmu saham adalah cabang keilmuan yang fleksibel dan bisa dipelajari oleh semua latar belakang pendidikan, asalkan ada kemauan untuk belajar. Anda bisa mulai belajar dasar-dasar ilmu ekonomi terlebih dahulu, baru kemudian masuk ke bagian investasi di instrumen saham.

Saat ini, akses informasi terbuka luas, dan Anda bisa belajar dari mana saja. Sebagai saran, cobalah membaca jurnal atau makalah analisis fundamental saham atau karya ilmiah terkait lainnya, karena hasil penelitian karya ilmiah memiliki landasan yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Semakin banyak referensi, semakin baik. Namun, tetap mengutamakan kualitas dari referensi tersebut. Semoga dengan membaca artikel tentang analisis fundamental saham ini, bisa membuka dan menambah wawasan Anda tentang dunia investasi saham. Kami juga berharap semoga blog ini bisa menjadi referensi terbaik untuk belajar keuangan dan investasi. Jangan lupa shareartikel ini, ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com