Pengertian Dividen, Jenis, Kebijakan, dan Faktor yang Memengaruhi

Gambar Pengertian Dividen

EDUSAHAM.COM — Ada beberapa pertanyaan tentang dividen yang akan tim edusaham jawab dengan penjelasan selengkap-lengkapnya. Misalnya, apa pengertian dividen dan apa bedanya dengan kebijakan dividen? Bagaimana prosedur dan cara pembagian dividen? Apa contoh dan jenis-jenis dividen? Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen? Apa keuntungan dari pembagian dividen untuk pemegang saham? Apakah ada contoh soal pembagian dividen? Nah, untuk lebih jelas, berikut penjelasannya.

Definisi dan Pengertian Dividen

Apa itu dividen? Ada beberapa definisi dan pengertian dividen, baik secara umum maupun menurut para ahli. Berikut penjelasan selengkapnya.

Pengertian Dividen Menurut Para Ahli

Menurut Halim (2007), pengertian dividen adalah suatu bentuk pembagian laba yang diberikan oleh perusahaan selaku penerbit saham kepada para pemegang saham. Jika perusahaan mengambil keputusan untuk membagi laba perusahaan, maka semua pemegang saham memiliki hak yang sama untuk memperoleh laba. Pemegang saham biasa akan mendapatkan dividen setelah perusahaan menyelesaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen.

Menurut Skousen et. al. (2001), pengertian dividen adalah proses distribusi keuntungan perusahaan yang dibagikan secara proporsional (sesuai jumlah kepemilikan saham) kepada para pemegang saham. Sedangkan menurut Stice et. al. (2004), pengertian dividen adalah bentuk pembagian yang dilakukan perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada investor.

Menurut Widoadmodjo (1996), dividen merupakan saham tunai per lembar atau disebut juga dengan dividend per share. Menurutnya, ada suatu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, yang mana itu disebut sebagai dividen saham (stock dividen). Meskipun begitu, pemegang saham cenderung menyukai pembayaran dividen dalam bentuk tunai, atau disebut juga dengan dividen kas/tunai (cash dividend).

Pengertian Dividen secara Umum

Secara umum, dividen adalah bagian laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan bisnis, yang kemudian dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, baik dividen kas maupun dividen saham.

Nah, berdasarkan definisi dan pengertian dividen di atas, maka dapat diambil beberapa poin penting, sebagai berikut:

  1. Dividen adalah laba hasil dari kegiatan bisnis/operasional perusahaan.
  2. Dividen adalah bentuk pembayaran yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham.
  3. Dividen merupakan bagian dari tanggung jawab dan kewajiban perusahaan terhadap pemegang saham.
  4. Dividen akan diberikan kepada pemegang saham secara proporsional.
  5. Dividen dapat berupa uang tunai/kas dan surat berharga (baca: saham).
  6. Dividen akan dibayarkan terlebih dahulu ke pemegang saham preferen, setelahnya baru dibayarkan ke pemegang saham biasa.

Jenis-Jenis Dividen

Gambar Pengertian Dividen dan Jenis-Jenis Dividen

Berdasarkan definisi dan pengertian dividen yang telah dijelaskan sebelumnya, secara umum terdapat dua jenis dividen, yaitu dividen kas dan dividen saham. Namun, ternyata ada beberapa jenis dividen lainnya yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham. Penasaran apa saja jenis-jenis dividen tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Dividen Kas (Cash Dividend)

Pengertian dividen kas adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (cash). Biasanya, jika perusahaan memiliki arus kas yang baik danmemadai, maka perusahaan akan membagikan dividen berbentuk kas/tunai. Nah, dividen jenis ini merupakan yang paling umum digunakan oleh perusahaan dan termasuk jenis pembayaran yang paling disukai oleh investor atau pemegang saham.

2. Dividen Saham (Stock Dividend)

Pengertian dividen saham adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk lembaran saham. Hal inilah yang bisa membuat jumlah saham beredar perusahaan mengalami peningkatan. Proses pembayaran dividen saham ini tidakakan berdampak pada posisi likuiditas perusahaan karena dividen saham tidak termasuk ke dalam bagian arus kas perusahaan.

3. Dividen Barang/selain Kas (Property Dividend)

Pengertian dividen barang adalah suatu dividen yang diberikan dalam bentuk barang (selain dari aktiva kas). Dividen barang dapat berupa surat berharga dari perusahaan lain yang menjadi hak perusahaan, bisa berupa produk dagang, dan jenis aktiva lainnya.

Dalam pembagian dividen properti, perusahaan harus memastikan bahwa barang tersebut dapat dibagikan secara merata dan proporsional serta juga tidak boleh mengganggu kondisi operasional perusahaan.

4. Dividen Utang/Skrip

Pengertian dividen utang adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk utang, biasanya berupa skrip perjanjian hitam di atas putih. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki saldo yang memadai untuk membayarkan dividen dalam bentuk kas.

Dividen skrip ini biasanya memiliki jangka waktu dan perusahaan mesti melunasi selama periode yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, perusahaan memiliki utang/kewajiban yang belum dibayar kepada pemegang saham.

5. Dividen Likuidasi

Pengertian dividen likuidasi adalah dividen yang berbentuk pengembalian modal saham. Ini akan membuat kepemilikan modal perusahaan berkurang. Nah, pembagian dividen ini mesti mencantumkan informasi yang jelas terutama mengenai jumlah pengembalian modal beserta keuntungan kepada pemegang saham sehingga dapat ditaksir secara jelas dan pasti.

Contoh Perhitungan & Cara Pembagian Dividen

Gambar Pengertian Dividen dan Cara Pembagian Dividen

Sejauh ini, apakah Anda sudah paham apa yang dimaksud dengan dividen dan pengertian dividen beserta jenis-jenisnya? Nah, untuk pembahasan selanjutnya, berikut akan kami berikan penjabaran mengenai contoh perhitungan dan cara pembagian dividen.

Tentu saja, setiap pemegang saham akan mendapatkan jumlah atau nominal dividen yang berbeda-beda (baca: sesuai porsi kepemilikan saham). Hal ini memang sangat dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan saham terhadap perusahaan. Jadi, pemegang saham dengan kepemilikan saham yang besar, akan mendapatkan nominal dividen yang besar pula.

Untuk menghitung pembagian dividen, ada tiga unsur yang digunakan, yaitu:

  • Laba Bersih Per Lembar Saham (Earnings Per Share);
  • Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Per Share); dan
  • Jumlah Saham Beredar (Listed Share).

Contoh soal: Di tahun 2019, diketahui PT Ganteng-Ganteng Sringgalau (GGS) memiliki jumlah laba bersih tahunan sebesar Rp 2 miliar dan memiliki jumlah saham beredar sebanyak 50 juta lembar. PT GGS memiliki nilai Earnings Per Share (EPS) sebesar Rp 21,5 dan nilai Dividend Per Share (DPS) sebesar Rp 40,8.

Salah satu pemegang saham PT GGS, Mukidi memiliki 100 lot saham perusahaan atau sekitar 10.000 lembar saham. Pertanyaannya, berapa jumlah dividen yang akan diterima oleh Mukidi?

Jawab:

  • Langkah pertama, mencari nilai Dividen Payout Ratio (DPR):
DPR = (EPS / DPS) x 100%
DPR = (Rp 21,5 / Rp 40,8) x 100%
DPR = 52.7%
  • Langkah kedua, mencari nilai atau jumlah besaran dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada seluruh pemegang saham:
Dividen = Laba Bersih x DPR
Dividen = Rp 2.000.000.000 x 52.7%
Dividen = Rp 1.054.000.000
  • Langkah ketiga, mencari nominal dividen yang diperoleh Mukidi
Nominal Dividen = Jumlah Lembar Saham Mukidi x DPS
Nominal Dividen = 10.000 x Rp 40,8
Nominal Dividen = Rp 408.000
Jadi, Mukidi berhak mendapatkan nominal dividen sebesar Rp 408.000
  • Catatan:
Rumus EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
Rumus DPS = Jumlah Dividen yang Dibayarkan Perusahaan / Jumlah Saham Beredar

Prosedur Pembayaran Dividen

Setelah pengertian dividen dan contoh perhitungan dividen, lalu bagaimana dengan prosedur pembayaran dividen? Nah, dalam mengambil kebijakan pembayaran dividen, ada prosedur yang harus dijalankan oleh setiap emiten. Biasanya, ini menyangkut pada tanggal-tanggal penting yang mesti diperhatikan oleh perusahaan. Tidak hanya perusahaan, investor pun juga perlu memahami tanggal-tanggal penting tersebut, sebagai berikut.

Pertanyaan tentang Kebijakan Dividen: Kapan Pembayaran Dividen?

1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)

Apa pengertian atau yang dimaksud dengan tanggal pengumuman dividen? Ini merupakan tanggal di mana setiap perusahaan mengumumkan berapa besaran dividen per lembar (DPS) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Biasanya, declaration date ini juga berisi pengumuman mengenai jadwal pembayaran dividen.

2. Tanggal Pencatatan (Date of Record)

Maksud dari tanggal pencatatan di sini yaitu proses di mana perusahaan melakukan pendataan terhadap siapa saja nama pemegang saham perusahaan. Hanyanama pemegang saham yang terdaftar yang akan menerima pembayaran dividen. Oleh karena itu, bagi Anda yang pengin mendapatkan pembagian dividen, Anda mesti memiliki saham perusahaan sebelum tanggal pencatatan dilakukan.

3. Tanggal Cum – Dividen

Pengertian tanggal Cum – Dividen adalah hari terakhir dari perdagangan saham. Nah, seperti yang dijelaskan sebelumnya, jika Anda pengin mendapatkan dividen perusahaan, pastikan Anda memiliki saham perusahaan tersebut sebelum tanggal Cum – Dividen, atau tepat di hari Cum – Dividen.

4. Tanggal Ex – Dividen

Inilah tanggal di mana Anda tidak bisa lagi menjadi penerima dividen perusahaan. Jika Anda membeli saham perusahaan di tanggal ini dan berharap bisa memperoleh bagian dividen, maka percuma saja, nama Anda tidak terdaftar sebagai penerima dividen.

5. Tanggal Pembayaran (Payment Date)

Nah, inilah tanggal di mana perusahaan akan membagikan dividen yang telah ditetapkan, baik dari segi bentuk maupun besaran kepada pemegang saham.

Kebijakan Dividen

Pengertian Kebijakan Dividen

Apa itu kebijakan dividen? Jika sebelumnya kami menjelaskan tentang pengertian dividen, maka pengertian kebijakan dividen adalah suatu keputusan dari Dewan Direksi perusahaan untuk menentukan apakah laba yang dihasilkan perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau laba tersebut tidak dibagikan (ditahan).

Ada dua kemungkinan kenapa perusahaan tidak membagikan dividen, pertama, perusahaan tidak memiliki laba atau justru mengalami kerugian operasional. Kedua, perusahaan mendapatkan laba tetapi menahan untuk tidak dibagikan kepada pemegang saham. Inilah yang disebut sebagai laba ditahan. Dengan kata lain, perusahaan ingin menggunakan dana untuk dividen tersebut untuk kegiatan bisnis dalam rangka ekspansi.

Inilah yang dimaksud dengan pengertian kebijakan dividen perusahaan. Nah, biasanya, kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan terhadap pendanaan perusahaan. Kenapa demikian? Karena keputusan atau kebijakan dividen merupakan bagian dari fungsi manajemen perusahaan yang pastinya memiliki keterkaitan dengan struktur modal perusahaan.

Dalam konteks perusahaan yang berhasil mendapatkan laba, ada beberapa keputusan atau kebijakan dividen yang bisa diambil:

  • Laba akan dibagikan kepada pemegang saham. Jika perusahaan mengambil keputusan ini, maka sumber pendanaan internal perusahaan (baca: laba ditahan) akan berkurang. Dengan demikian, maka struktur modal perusahaan akan menurun.
  • Laba akan ditahan dan digunakan kembali untuk kegiatan ekspansi bisnis. Jika perusahaan mengambil langkah ini sebagai kebijakan dividen, maka sumber pendanaan perusahaan (baca: laba ditahan) akan bertambah. Dengan demikian, struktur modal perusahaan akan kuat.
  • Laba akan dibagikan sebagian dan sebagian lagi akan ditahan. Biasanya, sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan sisa dari laba yang dipakai untuk kegiatan ekspansi perusahaan.

Sebenarnya, dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dividen, perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Secara umum, tujuan utama perusahaan dalam konteks dividen adalah untuk memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham (baca: pemilik perusahaan) dengan cara meningkatkan value perusahaan.

Jenis dan Tipe Kebijakan Dividen

Gambar Jenis dan Tipe Kebijakan Dividen

Selain memahami definisi dan pengertian dividen, kemudian cara perhitungan dividen, hingga pengertian kebijakan dividen, ada hal-hal lain yang perlu Anda ketahui mengenai dividen, yaitu tipe kebijakan dividen. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Kebijakan Dividen Stabil

Apa pengertian kebijakan dividen stabil? Secara sederhana, kebijakan dividen stabil adalah suatu keputusan perusahaan untuk membagikan dividen dengan nominal yang tetap di setiap periode. Dengan kata lain, nominal pembayaran dividen akan konsisten.

Biasanya, keputusan ini diambil untuk memberi kesan kepada para investor dan pemegang saham bahwa perusahaan memiliki kinerja yang stabil setiap tahunnya. Bahkan, jika perusahaan mengalami kerugian sekali pun, kebijakan ini akan tetap berjalan. Umumnya, perusahaan seperti ini memiliki orientasi pada kepuasan investor dan pemegang saham sehingga akan timbul loyalitas.

2. Kebijakan Dividen Rasio Tetap

Pengertian kebijakan dividen rasio tetap ini bisa diartikan sebagai proses pembagian dividen yang sesuai dengan rasio tetap setiap periodenya. Kebijakan ini akan membuat nominal pembayaran dividen bervariasi setiap tahunnya, tergantung dari laba yang dihasilkan perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, semakin besar pula rasio pembayaran.

Sebagai contoh, perusahaan memiliki dividend ratio sebesar 30% dari jumlah laba bersih. Artinya, jika laba perusahaan Rp 1 miliar, maka nominal yang diberikan kepada pemegang saham yaitu sebesar Rp 300 juta. Hal ini terlihat jelas bahwa besaran dividen yang diberikan tergantung pada laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.

3. Kebijakan Dividen Fleksibel

Maksud kebijakan dividen fleksibel ini yaitu pembayaran dividen akan disesuaikan dengan kondisi finansial perusahaan. Bagaimana jika perusahaan sedang mengalami kerugian? Tentu saja, perusahaan tidak bisa membagikan dividen. Jadi, kebijakan ini tergantung pada kondisi kesehatan perusahaan.

4. Kebijakan Dividen Residu

Apa itu kebijakan dividen residu? Secara sederhana, kebijakan dividen residu adalah proses pembayaran dividen dari sisa laba kegiatan investasi perusahaan. Dengan kata lain, ketika perusahaan mendapatkan laba, maka laba tersebut diprioritaskan untuk aktivitas investasi. Nah, jika laba tersebut tersisa, maka sisa laba itulah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham atau investor.

Sebagai contoh: Perusahaan berhasil memperoleh laba bersih tahunan sebesar Rp 2 miliar. Dalam rangka kegiatan ekspansi bisnis, maka perusahaan akan menggunakan laba tersebut. Ternyata, biaya untuk investasi yang diperlukan hanya Rp 1,5 miliar. Dengan demikian, maka sisa laba, Rp 500 juta, akan diberikan sebagai dividen kepada investor atau pemegang saham.

Biasanya, tipe investor yang menyukai kebijakan ini adalah investor jangka panjang yang tidak begitu fokus pada dividen, tetapi lebih fokus pada perkembangan perusahaan.

5. Kebijakan Dividen Rendah tapi Ekstra

Kebijakan dividen ini sebenarnya juga tergantung pada laba perusahaan. Hanya saja, ketika perusahaan mengalami kerugian, perusahaan tetap akan memberikan laba, namun dengan jumlah yang kecil. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka dividen yang dibayarkan juga akan meningkat (baca: ekstra).

Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen Perusahaan

Pengertian dan Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen

Inilah bab pembahasan terakhir dari artikel ini, yaitu   faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Sebenarnya, berdasarkan penjelasan mengenai pengertian dividen dan kebijakan dividen sebelumnya, Anda sudah bisa memiliki gambaran umum mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen.

Contoh sederhananya yaitu laba perusahaan. Kalau perusahaan tidak mendapatkan laba, secara umum perusahaan tidak akan bisa membagikan dividen. Untuk lebih jelas, berikut faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen.

1. Utang Perusahaan

Inilah faktor pertama yang bisa memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika perusahaan memiliki utang kepada kreditur, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apalagi yang akan jatuh tempo, maka secara logis, perusahaan akan memprioritaskan pembayaran utang daripada membagikan dividen kepada pemegang saham.

Kenapa? Karena hal ini menyangkut kegiatan operasional perusahaan. Jika utang tidak dibayar atau telat bayar, tentu ada biaya denda. Oleh karena itu, jika Anda seorang investor yang memprioritaskan dividen, maka sebaiknya pilih perusahaan dengan rasio utang yang kecil.

2. Laba Perusahaan

Sesuai dengan konsep dan pengertian dividen, maka laba perusahaan merupakan tolak ukur utama apakah perusahaan akan membayarkan dividen atau tidak. Umumnya, jika perusahaan mengalami kerugian (baca: tidak memperoleh laba), maka potensi tidak dibayarkannya dividen sangat besar. Meskipun begitu, Anda bisa mengecek kembali seperti apa kebijakan dividen perusahaan. Pasalnya, ada perusahaan yang meskipun mengalami kerugian, tetap akan membagikan dividen.

3. Likuiditas Perusahaan

Nah, ini merupakan salah satu faktor lain yang memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi (likuid), maka potensi perusahaan untuk membagikan dividen relatif besar.

Seperti halnya poin pertama, meskipun perusahaan memiliki utang, tetapi jika perusahaan memiliki likuiditas (baca: kemampuan membayar utang jangka pendek) yang baik, biasanya dividen akan tetap dibayarkan, meskipun terkadang harus membayarkan dividen dengan nominal yang relatif kecil.

4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (Potensi Ekspansi Bisnis)

Sebenarnya, semakin baik tingkat pertumbuhan (growth) perusahaan, semakin cerah prospek perusahaan di masa depan. Bagi investor jangka panjang yang memprioritaskan pertumbuhan perusahaan, tentu saja mereka menyukai perusahaan yang high growth.

Namun, dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, ini bisa memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Pasalnya, bisa saja laba yang dihasilkan perusahaan, tidak akan dibagikan kepada pemegang saham, justru akan diputar kembali sebagai modal untuk melakukan ekspansi usaha.

Simpulan tentang Dividen

Secara garis besar, pengertian dividen menurut para ahli dan secara umum tidak jauh berbeda, yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen memiliki peran penting untuk memikat investor yang menyukai pendapatan tetap. Berbeda dengan trader yang lebih mengutamakan pendapatan berupa capital gain daripada pendapatan tetap seperti dividen.

Jika perusahaan tidak konsisten membagikan dividen, maka kemungkinan buruknya yaitu investor menganggap perusahaan sedang mengalami masa sulit sehingga itu tidak membuat investor tertarik untuk berinvestasi. Padahal, salah satu sumber pendanaan perusahaan berasal dari modal investor. Dilema, memang. Tapi, ini tergantung pada tujuan masing-masing perusahaan.

Tidak serta-merta perusahaan yang tidak membagikan dividen adalah perusahaan yang tidak profitable. Bisa jadi, perusahaan tersebut sedang menahan laba untuk diinvestasikan kembali sehingga perusahaan dapat tumbuh dengan cepat.

Selain itu, pada umumnya, dividen dibagikan pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, meskipun ada beberapa kondisi yang membuat dividen dibagian sewaktu-waktu. Sedangkan untuk penetapan besaran dividen yang dibagikan, biasanya ditentukan dan disahkan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Itulah penjelasan singkat mengenai dividen sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan di awal paragraf. Apa pun itu, semoga dengan penjelasan dari tim edusaham ini, bisa membuat Anda paham mengenai pengertian dividen, kebijakan dividen, hingga faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen. Oke, semoga bermanfaat, dan jangan lupa share setiap artikel dari edusaham, ya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com